GUBERNUR Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi saat berkunjung ke Mess Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) di Jalan Pogung Kidul, Sinduadi, Kecamatan Melati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (10/12/2022), menekankan untuk memberi harga semurah-murahnya bagi mahasiswa Sumatera Utara (Sumut) yang kuliah di daerah tersebut.
“Walau gedung mess ini baru dan cantik, jangan beri harga yang mencekik mahasiswa Sumut, yang ada di sini. Ini dibuat memang untuk memfasilitasi mahasiswa kita yang berkuliah di Yogyakarta. Berikan harga semurah-murahnya. Kita tidak ambil untung di sini,” ucap Edy Rahmayadi.
Edy juga mengingatkan agar mahasiswa tersebut harus tetap mengikuti aturan-aturan yang telah dibuat. Jangan sampai berbuat sesuka hati tanpa mengikuti aturan yang telah dibuat Pemprov. Seperti, mahasiswa tidak boleh pulang terlalu malam. Apalagi yang tidak mengenal Yogyakarta.
Baca juga :
Harapan Gubsu, Bupati/Wali Kota menjadi role model penerapan core value ASN BerAKHLAK
Baca juga :
Jaga permukaan air Danau Toba tetap 903 Mdpl, Inalum buat HUJAN BUATAN dengan biaya PULUHAN MILIAR
Untuk Itu, Edy Rahmayadi memerintahkan pengurus mess, untuk memberlakukan jam malam. Mahasiswa harus benar-benar disiplin mengikuti aturan yang dibuat.
Edy Rahmayadi pun bercerita, ada bapak mahasiswa dari Siantar, mengadu kepada beliau anaknya meninggal di Yogyakarta.
“Mengadu bapaknya. Katanya anaknya berprestasi. Meninggal karena berantam di Malioboro tengah malam. Kami cek sama Kapolda, ternyata anaknya memang berprestasi. Untuk itu kita buat aturan mahasiswa baru tidak boleh keluar malam. Nanti kalau di sudah tau situasi Jogja, ya boleh-boleh saja,” pesannya.
Kemudian, Edy Rahmayadi meminta kepada pihak pengelolah mess untuk memberikan, harga yang berbeda kepada tiap mahasiswa. Jika keluarga mahasiswa itu dari keluarga kurang mampu, diberikan harga semampunya saja.
Baca juga :
Sambut gelontoran dana revitalisasi Stadion Sang Naualuh, Pemko Pematang Siantar gelar GOTONG ROYONG MASSAL
Edy Rahmayadi mencontohkan, jika anak tukang becak berbeda dengan harga anak gubernur.
“Masak sama harganya, anak gubernur dengan anak tukang becak bayarnya. Ya bedalah. Kalau anak gubernur bayarnya lebih mahal, anak tukang becak yang murahlah. Subsidi silanglah,” katanya.
Sementara itu, Plt Kepala Biro Umum, Zulkifli mengatakan sangat setuju dengan subsidi silang yang direncanakan Gubernur.
“Saya sangat setuju dengan kata-kata gubernur tadi, jadi keluarga kurang mampu tidak terbebani lagi. Saya juga berharap gedung yang baru mampu membantu para mahasiswa Sumut yang kuliah di sini, kamarnya kan bagus, jadi para mahasiswa bisa dengan nyaman tidur atau belajar di dalam kamar,” kata Zulkifli.
Baca juga :
POHON TERANG di Jalan Gereja DISAMBAR PETIR, Marintan: “SABTU (Besok), DIUPAYAKAN MENYALA”
Kemudian Zulkifli menjelaskan, gedung mess yang baru, pada bulan Januari 2023 sudah bisa ditempati mahasiswi, sebanyak 43 orang. Ke depan akan dibangun buat mahasiswa. Syarat jika mau tinggal di mess hanya satu, yaitu kartu tanda penduduk Sumut, mahasiswa Sumut hanya dapat tinggal di mess selama dua semester.
Dijelaskan juga, kawasan mess juga akan dilengkapi dengan sarana dan prasarana olahraga.
“Akan dibangun lapangan futsal dan bulu tangkis. Tadikan arahan Bapak biar anak-anak di sini betah di mess, kita buat lapangan futsal dan bulutangkis,” katanya. (Sipa Munthe/***)