GARDU ekspor hadir di tengah-tengah relawan Dulur Ganjar Pranowo (DGP) untuk mengurai dan sebagai solusi atas kesulitan petani dalam menjual hasil pertaniannya.
Ketua Gardu Ekspor DGP, Miftahul Hadi saat menggelar launcing perdana atau melepas 222 bal atau 11.271 ton daun cincau kering untuk diekspor melalui Pelabuhan Port Klang, Malaysia di Gudang Semarang Pos 1 Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Jumat (21/10/2022).
“Hari ini kita ekspor Daun Cincau kering tujuan Malaysia, saya berharap hadirnya Gardu Export DGP di Relawan Dulur Ganjar Pranowo ini bisa membantu memfasilitasi para petani Daun Cincau yang selama ini masih kesulitan penjualannya. Oleh Ketum DPP DGP, Raden Zieo Suroto, kebetulan saya didaulat sebagai Ketua Gardu Ekspor DGP, yang memang sesuai bidang saya, dan akan saya maksimalkan kinerja saya membantu relawan DGP sesuai kemampuan dan instruksi Ketum,” kata Miftahul Hadi.
Baca juga :
Konsolidasi OKK 2 DPP DGP di DGP Milenial Kebumen Jawa Tengah
Baca juga :
BANGUNAN LIAR bumi perkemahan Sibolangit, Senator Sumut dukung penertiban
]Dijelaskan Miftahhul Hadi, ada beberapa kriteria jenis yang bisa diekspor, yaitu; kapulaga, kayu secang, kopi dan daun cincau kering.
Diungkapkannya, bahwa indikator ekonomi keadilan sosial menurut Soekarno ada dua, pertama, tidak adanya kemiskinan di Indonesia. Kedua, tidak adanya kapitalisme lagi di Indonesia.
“Kalau dua itu tercapai maka keadilan sosial di Indonesia tercapai. Ekonomi berdikari adalah ekonomi yang akarnya pada kedaulatan rakyat.
Kedaulatan rakyat adalah kunci membuka pintu untuk mencapai keadilan sosial. Keadilan sosial dicapai melalui jalan Trisakti (kedaulatan politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan). Tanpa Trisakti, tanpa berdikari, menurut Soekarno, kita tidak bisa mencapai keadilan sosial,” kata Miftahhul Hadi. (***)