SENIN, 17 Oktober 2022, untuk yang pertama kali, Yayasan Pusuk Buhit yang diketuai Efendi Naibaho menggelar HARI ULOS NASIONAL di Perkampungan Si Raja Batak, Sigulatti, Kecamatan Sianjurmula-mula, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara.
Saat gladiresik di Perkampungan Si Raja Batak, Minggu (16/10/2022), Pimpinan Redaksi segaris.co, Ingot Simangunsong mewawancarai Ketua Panitia, Sinta Mauli Agnes Tamba, SH MKn. Berikut rangkuman hasil wawancaranya.
Baca juga :
Segaris.co di Samosir, besok peringatan HARI ULOS NASIONAL
Berapa lama persiapan penyelenggaraan HARI ULOS NASIONAL?
Persiapan penyelenggaraan yang efektifnya dua minggu. Kita yang terorganisir di kepanitiaan, lebih banyak berkomunikasi melalui telepon. Beberapa kali pertemuan, dan hari ini di Perkampungan Si Raja Batak, Sigulatti kita gelar gladiresik untuk melihat kesiapan untuk gelar acara besok.
Semoga Tuhan memberkati apa yang kita persiapkan dalam dua minggu ini, dapat bermanfaat bagi siapa pun yang terlibat dalam proses terlaksananya gelar HARI ULOS NASIONAL.
Bagaimana bisa terlibat dalam kegiatan ini?
Sebenarnya, sudah cukup lama waktunya, saya mendapatkan tawaran dari Ketua Yayasan Pusuk Buhit, tapi karena kesibukan padat, saya tidak begitu merespon. Banyak kegiatan saya, yang tidak dapat saya tinggalkan.
Sehari-hari memang beraktifitas sebagai apa?
Saya notaris, dan terlibat dalam beberapa organisasi kemasyarakatan.
Baca juga :
Edwin Hutagalung: “Saya bangga Bangso Batak dan perkenalkan ke pegiat wisata Hong Kong”
Kenapa berubah pikiran dan menerima tawaran dari Ketua Yayasan Pusuk Buhit?
Kesibukan sudah berkurang, artinya ada waktu. Karena gagasan ini sudah cukup lama ditawarkan, saya terpicu untuk menggelarnya secepatnya, walau saya dengan jujur belum memahami betul, karena membicarakan masalah ulos itu, adalah sakral.
Setelah dimulai aktifitas kepanitiaan, saya mulai mencari tahu tentang ulos. Kemudian karena lebih intens membicarakan masalah ulos, saya menjadi semakin tertarik.
Ketertarikannya seperti apa?
Salah satunya, keterlibatan Fony Sitanggang dengan Kyan Ulos-nya yang mempersiapkan 700 meter ulos yang akan diarak. Fony Sitanggang yang domisili di Kota Pematang Siantar saja, begitu besar memberikan perhatian dengan kegiatan ini, koq saya yang domisili di Kabupaten Samosir tidak memiliki empaty.
Kemudian, saya memberikan apresiasi terhadap keterlibatan organisasi Pemuda Pancasila Samosir, Pemuda Batak Bersatu (PBB), dan ratusan siswa SMA Negeri 1 Sianjurmula-mula, juga pihak kecamatan serta para kepala desa.
Artinya, masih ada yang memberikan perhatian terhadap kegiatan ini, dan ini yang mendorong sekaligus menjadi tantangan bagi saya untuk mengemas kegiatan ini lebih baik lagi ke depan.
Baca juga :
Persiapan peringatan HARI ULOS NASIONAL di Kampung Si Raja Batak Sigulatti Samosir
Ke depan seperti obesesi terkait kegiatan ini?
Hari ini, kita tampilkan dulu, sebagai langkah permulaan. Apa pun hasilnya, akan kita evaluasi bersama, dan saya sudah pikirkan, bagaimana menjadikan kegiatan ini benar-benar terkelola dengan sebaik-baiknya.
Obsesi saya, Samosir memiliki satu kalender even wisata tambahan, yakni HARI ULOS NASIONAL setiap tanggal 17 Oktober. Melalui Yayasan Pusuk Buhit, kita akan hidupkan kembali para penenun ulos, kita akan kembangkan kerajinan ulos sebagai salah satu sektor ekonomi tambahan penghasilan.
Di Kabupaten Samosir, ada 9 kecamatan, di keseluruhan kecamatan tersebut hingga ke desa-desanya, kita dorong pertumbuhan tenunan ulos manual.
Saya terobsesi ke depan, dari setiap kecamatan akan muncul inovasi dan kreatifitas yang berbeda, yang akan ditampilkan pada peringatan selanjutnya. Saya ingin, tiap kecamatan melahirkan produk-produk andalan yang memiliki nilai jual tinggi dan diminati dunia.
Saya juga terobsesi terbentuknya UMKM-UMKM ulos di setiap kecamatan, dan kita akan bantu badan hukumnya.
Seberapa optimis itu akan terwujud, bukankah untuk gerakan tersebut, sangat dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit?
Saya harus tetap optimis, karena Yayasan Pusuk Buhit sudah berkomitmen untuk tujuan besar, yakni menduniakan ulos.
Masalah dana, saya kira jika apa yang perbuat saat ini semakin positip arah dan manfaatnya, pasti akan banyak dukungan dari mana saja. Untuk acara saat ini saja, kita sudah mendapatkan dukungan dari Kyan Ulos, Fony Sitanggang dan yang lainnya.
Tahun depan, kita akan matangkan konsep yang lebih baik, dengan skenario yang lebih menarik lagi. Dari hasil kerja hari ini, merupakan langkah awal untuk melanjutkan langkah selanjutnya. Saya yakin itu.
(Sinta Mauli Agnes Tamba merasa bersyukur, karena pelaksanaan hari H peringatan Hari Ulos Nasional berjalan dengan lancar, cuaca cerah dan arak-arakan 700 meter ulos bersama 180 kader Pemuda Pancasila, Pemuda Batak Bersatu, ratusan siswa SMA Negeri 1 Sianjurmula-mula, kemudian ratusan PNS yang diminta Asisten III Bidang Administrasi Umum Setdakab Samosir, Wasinton Simbolon untuk ikut mengarak, serta anggota Polres dan TNI.
Bersama Ketua Yayasan Pusuk Buhit, Efendi Naibaho, Fony “Kyan Ulos” Sitanggang, Sinta Mauli Agnes Tamba menyelesaikan rute arakan ulos sejauh 32 kilometer yang dimulai dan berakhir di Perkampungan Si Raja Batak, Sigulatti, Kecamatan Sianjurmula-mula, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara.
Sampai ketemu di 17 Oktober 2023, dengan konsep yang lebih baik dengan menghadirkan MURI 1.000 meter ulos. SAMOSIR ISLAND, keren…)