HARI ULOS NASIONAL ditetapkan setiap tanggal 17 Oktober, berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 270/P/2014 tentang Penetapan Ulos Batak Toba sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Asisten III Bidang Administrasi Umum Setdakab Samosir, Waston Simbolon saat mewakili Bupati Kabupaten Samosir, Vandiko Gultom menyampaikan sambutan pada Perayaan Hari Ulos di Perkampungan Si Raja Batak, Sigulatti, Kecamatan Sianjurmula-mula, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Senin (17/10/2022).
“Cikal bakal ulos itu, adalah dari Samosir. Itulah yang menjadi kebanggaan kita, karena titik awal dari peradaban Batak, Samosir tentu tidak boleh lengah mengambil even HARI ULOS NASIONAL, menjadi kebanggan kita,” kata Waston Simbolon.
Diungkapkan Wasinton Simbolon juga, ucapan terimakasihnya kepada Fony “Kyan Ulos” Sitanggang, yang sudah melakukan yang terbaik untuk orang banyak, dengan menyiapkan ulos sepanjang 700 meter yang diarak mengelilingi Pusuk Buhit sejauh 32 kilometer.
“Ulos harus kita yakini sangat bermanfaat, terutama bagi kita orang Batak. Mulai lahir, tardidi, menikah sampai akhir hidupnya, tidak terlepas dari ulos. Karena itu, sudah terlalu lama kita tidak menghalo-halokan ulos sebagai bagian dari kebudayaan kita,” kata Waston Simbolon.
Disampaikannya, ulos harus menjadi kehidupan yang baru bagi kehidupan orang Batak ke depan. Bahwa ulos tidak hanya sebatas dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan seremonial, bahkan sudah digunakan untuk skala nasional dan internasional.
Baca juga :
HARI ULOS NASIONAL, Sinta Mauli Agnes Tamba tertantang mengemas lebih baik lagi
Kembali ke pewarna alami dengan nilai jual tinggi
“Orangtua kita dulu menenun diawali dengan doa, sekarang kita melihat bahwa kegiatan menenun ulos, tidak lagi dilakukan secara umum, hanya dilakukan oleh komunitas tertentu. Bahkan di Sianjurmula-mula, sebagai asal muasal orang Batak, sudah tidak ada,” kata Waston Simbolon yang menjabarkan, bahwa di kampungnya Sabungan Nihuta, Huta Tinggi, ada pohon Salaguti, sebagai bahan pewarna alami ulos.
Menurut Waston Simbolon, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meminta kembali ke awal mulanya, menggunakan pewarna alami.
“Penggunaan pewarna alami diharapkan dapat dikembalikan para penenun ulos di Samosir, karena daya jualnya sangat tinggi,” kata Waston Simbolon yang meminta para pegiat tenun ulos tidak hanya terfokus pada menyediakan kebutuhan seremoni, tetapi juga pada nilai seni yang tinggi, yang dapat meningkatkan nilai ekonomi dari ulos tersebut.
Baca juga :
Edwin Hutagalung: “Saya bangga Bangso Batak dan perkenalkan ke pegiat wisata Hong Kong”
10 tahun terakhir booming
Waston Simbolon mengungkapkan, ulos sebagai karya seni yang fashionable, baru 10 tahun terakhir ini booming.
“Kita perlu menyadari bahwa ulos sebagai karya seni yang sudah direkonstruksi untuk dipakai sebagai pakaian sehari-hari dalam meningkatkan nilai ekonomi ulos, yang harga mencapai ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Itulah yang kita harapkan ke depan,” katanya.
Disampaikan Waston Simbolon, bahwa ulos tidak kalah indahnya dibandingkan dengan kain tenunan daerah lainnya.
“Kita berharap, ulos yang memiliki ciri dan nama, dapat digunakan sebagai bagian dari seni, yang dapat dijual, sebagai upaya meningkatkan ekonomi baru. Para penenun mau pun pegiat ulos untuk menggunakan ilmu untuk bagian dari diversifikasi, untuk dapat meningkatkan taraf kehidupan, baik secara pribadi, komunitas, mau pun kelompok di Kabupaten Samosir. Jangan sampai ulos Samosir diambil oleh kabupaten lain,” kata Waston Simbolon.
Baca juga :
Segaris.co di Samosir, besok peringatan HARI ULOS NASIONAL
Diharapkannya, momentum peringatan Hari Ulos Nasional, dapat dijadikan peluang peningkatan perekonomian di masa depan.
“Momentum ini membangkitkan kita untuk melahirkan karya-karya baru, dari yang konvensional menjadi yang lebih modern, dan Kyan Ulos sudah melakukan diversifikasi. Mari kita jadikan ulos sebagai warisan dunia, dengan tidak menghilangkan nilainya, tapi dapat meningkatkan taraf hidup dan ekonomi,” kata Waston Simbolon yang tidak menyangka bahwa kegiatan peringatan Hari Ulos Nasional, dapat dilaksanakan semeriah itu.
Bahkan Waston Simbolon mengakui, bahwa Pemkab Samosir tidak ada memberikan sponsor apa pun bagi pantia pelaksana.
“Untuk itu kami mengapresiasi kerja pantia yang luar biasa untuk karya besar,” kata Waston Simbolon. (Ingot Simangunsong/***)