RIBUAN orang akan berpartisipasi mengarak ulos sepanjang 700 meter karya spektakuler kilang Kyan Ulos yang diprakarsai Fony Sitanggang.
Pengarakan ulos terpanjang itu, akan dilakukan pada acara puncak peringatan Hari Ulos Nasional yang dipusatkan di Desa Sigulatti, Kecamatan Sianjurmula-mula, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Senin (17/10/2022).
Informasi melalui aplikasi WhatsApp “KomunitasUlos”, disebutkan, formasi pengarakan ulos sadum terpanjang itu, akan dimulai oleh 150 kader Pemuda Pancasila yang mulai bergerak dari Sigulatti sampai ke Batu Hobon.
Kemudian dilanjutkan pengarakan oleh ratusan siswa SMA Negeri Sianjurmula-mula yang dimulai dari Batu Hobon sampai ke Limbong.
Selanjutnya sekitar 250 orang anggota Pemuda Batak Bersatu (PBB) akan mengarak ulos tersebut dari Limbong sampai ke Simpang Limbong.
Dari Simpang Limbong, ulos terpanjang tersebut, akan dibawa dengan kendaraan sampai ke Penatapan Batu Gaja.
Baca juga :
Nasib pilu Marliana Sihotang, juru parkir Kota Medan viral dibully di akun Tik Tok Alvin Matondang
Rute pengarakan tersebut, menurut panitia, akan dimatangkan pada acara gladi resik yang digelar di Desa Sigulatti, Minggu (16/10/2022).
Baca juga :
Bully juru parkir Marliana Sihotang, ALVIN MATONDANG akan DISOMASI
Berdayakan penenun muda
MENGHABISI waktu 5 minggu, Kyan Ulos – dengan kerja manual melibatkan 5 tenaga penenun – telah menyelesaikan 700 meter ulos yang akan diarak pada perayaan HARI ULOS NASIONAL, Senin 17 Oktober 2022.
“Kita berdayakan penenun muda, yang sebagian dari mereka adalah mahasiswa, untuk menyelesaikan 700 meter ulos yang akan diarak pada Hari Ulos nanti,” kata Owner Kyan Ulos, Fony Sitanggang kepada segaris.co di kios Kyan Ulos, Pasar Horas Jalan Sutomo, Kota Pematang Siantar, Provinsi Sumatera Utara, Senin (10/10/2022).
Pengerjaan 700 meter ulos secara manual tersebut, dilaksanakan di kilang Kyan Ulos, Jalan Melanthon Siregar, Gang Sipahutar.
Menurut Fony Sitanggang, apa yang diperbuatnya, adalah ungkapan rasa syukur bahwa tenunan ulos telah memberikan kehidupan bagi banyak orang.
Ditenun secara manual
Disampaikan Fony Sitanggang, keputusan untuk mempersiapkan 700 meter ulos dengan cara manual, untuk menunjukkan bahwa melalui proses tersebut, diperlukan inovasi, kreatifitas, ketulusan dan keikhlasan.
“Dengan cara manual itu juga, kita dapat berdayakan para pelaku tenun yang selama pandemi Covid-19, sangat kesulitan dalam mencari tambahan penghasilan,” kata Fony Sitanggang.
Walau dalam mempersiapkan 700 meter ulos tersebut, hanya melibatkan 5 tenaga penenun, menurut Fony Sitanggang dengan momentum Hari Ulos, setidaknya ada nuansa kebangkitan tenun ulos dalam kehidupan sosial-kemasyarakat, terkhusus di lingkungan etnis Batak.
Baca juga :
Sugiem, dari memperjuangkan anak didik kurang mampu dapatkan KIP, lomba menata ruang belajar dan bazar buku
Ulos Sadum
Fony Sitanggang menjelaskan, 700 meter ulos yang disiapkan tersebut, dikenal sebagai Ulos Sadum.
“Ulos Sadum, saat ini sangat banyak diminati masyarakat Batak yang menjalankan pesta adat, karena ulos tersebut harganya sangat terjangkau berbagai kalangan,” kata Fony Sitanggang.
Menurut Fony Sitanggang, panitia Hari Ulos yang memutuskan untuk mengarak ulos sepanjang 700 meter hasil karya tangan penenun tersebut, adalah langkah yang tepat dalam memperkenalkan ulos ke seantero jagad raya.
“Memang ulos sudah cukup dikenal, tetapi dengan semakin digaungkannya Hari Ulos, serta dilakukannya pengarakan ulos, maka semakin dikenallah hasil tenunan ulos,” kata Fony Sitanggang. (Ingot Simangunsong/***)