ARSYAH (6), siswi kelas I SD Negeri 091594, Dolok Ilir, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, disaksikan kepala sekolah, Rosmawati Tambunan dan guru kelas, Bu Rika membaca teks di buku pelajarannya, Selasa (11/10/2022).
“Di kelas I, ada 21 siswa peserta anak didik,” kata Bu Rika.
Sementara Rosmawati Tambunan menjelaskan, di sekolah yang dipimpinnya, anjuran Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga terkait peningkatan kualitas pendidikan, dan pesan Kepala Dinas Pendidikan, Zocson Midian Silalahi terhadap kemampuan membaca, menulis dan berhitung (Calistung), menjadi prioritas utama.
“Anjuran dan pesan tersebut, dapat kami realisasikan mencapai 80 persen saat ini, berkat bimbingan dan pengawasan yang dilakukan Koordinator Wilayah (Korwil) Pendidikan Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Bu Osde Simarmata,” kata Rosmawati Tambunan kepada segaris.co di ruang kerjanya, Selasa (11/10/2022).
Baca juga :
Osde Simarmata: “Tingkatkan kualitas pendidikan, kejar target siswa mampu Calistung”
Menurut Rosmawati Tambunan yang sudah memimpin sekolah tersebut sejak tahun 2019 dan tiga tahun ke depan akan memasuki masa pensiun, bahwa kehadiran Osde Simarmata – yang juga pengawas – memberikan masukan-masukan dalam peningkatan kualitas pendidikan mau pun Calistung.
“Juga masalah penataan ruang belajar, kantor, dalam halaman sekolah. Bu Korwil sangat peduli terhadap kondisi sekolah,” kata Rosmawati Tambunan yang menyampaikan bahwa di sekolahnya ada 98 siswa peserta didik, dengan 5 guru honor, satu guru PPPK dan 5 ASN itu.
Rosmawati Tambunan menjelaskan, untuk meningkatkan kemampuan Calistung para siswa, para guru meluangkan waktu beberapa menit setelah usai jam belajar, untuk mengajarkan anak didik yang belum mampu Calistung.
“Orangtua juga kita libatkan. Bahkan, ada siswa yang mengambil les khusus Calistung. Hal itu, tidak hanya kita fokuskan pada siswa kelas I saja, termasuk ke kelas lainnya, hingga kelas VI,” kata Rosmawati Tambunan.
Baca juga :
Heboh di Kantor Bupati Toba, mobil VW parkir bertuliskan “Bupati dimohon MUNDUR”
Membangun pagar hindari kotoran ternak
Rosmawati Tambunan – yang sudah 3 tahun memimpin sekolah tersebut, menjelaskan – saat mulai kerja di tahun 2019, yang menjadi masalah utama dihadapi adalah halaman sekolah yang terbuka, bebas dimasuki ternak lembu dan kotorannya berserakan.
“Kotoran ternak itu, harus dibersihkan setiap hari. Untuk hal tersebut, anak-anak harus ikut dilibatkan, dan itu harus dijalani selama 2 tahun lebih,” kata Rosmawati Tambunan yang kemudian mengambil kebijakan untuk mendirikan pagar untuk menghadang ternak masuk ke halaman sekolah.
“Baru dua bulan dimulai pembangunan pagar, sebagian yang sudah selesai diplaster, sebagian lagi masih menunggu anggaran. Pintu gerbang juga sudah disiapkan, tinggal memasang saja,” kata Rosmawati Tambunan.
Menurut Rosmawati Tambunan, dengan berdirinya pagar – walau belum selesai – ternak lembu sudah tidak masuk dan halaman sekolah sudah bersih dari kotoran.
“Ya. Kami bersyukur, anak-anak tidak lagi repot membersihkan kotoran ternak, dan aroma bau sudah tidak tercium lagi,” kata Rosmawati Tambunan yang terobsesi ingin membangun sekolah tersebut lebih baik dan halamannya tertata indah.
“Di masa pensiun saya, sekolah ini ingin saya tinggalkan lebih baik penataan. Setidaknya, ada kenangan yang selalu diingat semua orang ketika saya memimpin,” kata Rosmawati Tambunan yang menyampaikan harapan kiranya Pak Bupati melalui Pak Kadis Pendidikan, dapat menambah 3-5 guru PPPK.
“Kita masih kekurangan guru, kalau boleh Pak Bupati dan Pak Kadis Pendidikan, berkenan menambah 3 atau 5 guru PPPK, agar berkurang penggunaan anggaran buat tenaga guru honor,” kata Rosmawati Tambunan.
Itu hal biasa saja
Terkait berita bahwa adanya pengutipan-pengutipan yang dilakukan Korwil Pendidikan Dolok Batu Nanggar, Rosmawati Tambunan menyebutkan bahwa kabar seperti itu, hal biasa saja.
“Saya rasa tidak ada pengutipan yang dilakukan Korwil. Biasalah itu, ada saja yang tidak bertanggungjawab menyampaikan informasi tidak benar. Kalau kita berikan sesuatu kepada Korwil untuk memperlancar urusan kita ke Pematang Raya, saya rasa tidaklah perlu dipermasalahkan,” kata Rosmawati Tambunan.
Menurut Rosmawati Tambunan, dari Dolok Ilir misalnya, perjalanan menuju ke Pematang Raya, tidaklah dekat. Belum lagi kondisi jalannya rusak.
“Kalau Bu Korwil berkenan membantu kelancaran urusan kita, kan sah-sah saja kita memberikan semacam ucapan terimakasih. Coba kalau kita yang pergi, tentu harus keluar ongkos, biaya makan minum, belum lagi waktu dan rasa lelah. Jadi, saya kira kurang pas juga jika dipermasalahkan,” kata Rosmawati Tambunan. (Fredy Siahaan/***)
Editor: Ingot Simangunsong