KETUA Sumut Watch, Daulat Sihombing, SH, MH, kembali mendesak pimpinan DPRD Kota Pematang Siantar agar segera menindaklanjuti kesimpulan RDP Gabungan Komisi DPRD, tertanggal 05 September 2022, yang mencatatkan, “Wali Kota Pematang Siantar akan mengkaji ulang pengangkatan Ir. Zulkifli Lubis MT sebagai Direktur Utama Perumda Tirta Uli Kota Pematang Siantar Masa Jabatan 2022–2027, secara hukum dan lain- lain.”
Menurut Daulat Sihombing, tindak lanjut dari RDP Gabungan Komisi DPRD Kota Pematang Siantar menjadi sesuatu hal yang sangat penting, selain karena terlanjur telah menjadi konsumsi publik tetapi juga karena berdampak luas terhadap kepentingan masyarakat khususnya pelanggan Perumda Air Minum Tirta Uli Kota Pematangs Siantar yang diperkirakan mencapai 60.000 KK.
Dalam surat Nomor: 70/SW/IX/2022, tertanggal 14 September 2022 yang telah dilayangkan ke Pimpinan DPRD, Daulat Sihombing mengatakan bahwa keputusan Plt. Wali Kota Pematang Siantar tentang pengangkatan kembali Ir. Zulkilfi Lubis MT sebagai Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Uli, Masa Jabatan 2022–2027, patut dibatalkan.
Baca juga :
Fajar Alfian Kristanto Siringoringo diduga korban pembunuhan berencana, pengacara desak tersangka segera ditetapkan dan ditahan
Melanggar prosedur pengangkatan direksi
Menurut Daulat Sihombing, berdasarkan Pasal 64 ayat (1) PP No. 54 Tahun 2017 tentang BUMD, bahwa: “Dalam hal jabatan anggota Direksi berakhir karena masa jabatannya berakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 huruf b, maka anggota Direksi wajib menyampaikan laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan paling lama 3 bulan sebelum berakhir masa jabatannya.
Faktanya masa jabatan anggota Direksi Perumda Air Minum Tirta Uli Periode 2018–2022, tertanggal 18 Juli 2022, masih menyisakan waktu +/- 6 bulan lamanya, namun Dewan Pengawas Perumda Tirtauli melalui Surat Nomor: 029/DP-Perumda/II/2022, tanggal 3 Februari 2022, Hal: Penilaian dan Rekomendasi Dewan Pengawas, serta Walikota Pematangsiantar melalui Surat Nomor 539/0781/II/2022, tanggal 7 Februari 2022, telah mengajukan rekomendasi kepada KPM bahwa Direktur Utama dapat diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan”, sehingga rekomendasi Dewan Pengawas patut dinyatakan prematur dan melanggar prosedur dan mekanisme pengangkatan Direksi.
Pelaksana tugas tidak berwenang membuat keputusan strategis
Pasal 14 ayat (7) UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, secara tegas menyatakan, “Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh wewenang melalui mandat tidak berwenang mengambil Keputusan dan/atau Tindakan yang bersifat strategis yang berdampak pada perubahan status hukum pada aspek organisasi, kepegawaian dan alokasi anggaran”.
Yang dimaksud dengan “keputusan dan/atau tindakan yang bersifat strategis” dalam pasal ini adalah “keputusan dan atau tindakan yang memiliki dampak besar seperti penetapan perubahan rencana strategis dan rencana kerja pemerintah”, sedang Yang dimaksud dengan “perubahan status hukum kepegawaian” adalah “melakukan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai.” Ketentuan ini sangat jelas, tegas dan tak perlu tafsir hukum.
Faktanya, dr. Susanti Dewayani, Sp.A, merupakan badan atau pejabat pemerintahan yang memperoleh mandat selaku Pelaksana Tugas Walikota Pematang Siantar untuk melaksanakan tugas rutin dari pejabat defenitif yang berhalangan tetap, sehingga berdasarkan hal tersebut maka ia tidak berwenang untuk mengangkat kembali Ir. Zulkifli Lubis, MT sebagai Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Uli Masa Jabatan 2022–2027.
Lagi pula kata Daulat Sihombing, UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, PP Nomor: 54 Tahun 2014 tentang BUMD, Permendagri No. 37 Tahun 2018 dan Perda Kota Pematangsiantar Nomor: 3 Tahun 2022 tentang Perumda Air Minum Tirta Uli, mensyaratkan bahwa sistem pengangkatan Direksi/anggota Direksi BUMD adalah bersifat paket, kolektif dan periodik.
Faktanya, Keputusan Walikota Pematangsiantar tentang pengangkatan kembali Ir. Zulkifli Lubis, MT sebagai Direktur Utama Perumda Tirta Uli Periode 2022–2027, tidak dilakukan secara paket, kolektif dan periodik, melainkan secara perseorangan yang hanya ditujukan kepada Ir. Zulkili Lubis, MT.
Baca juga :
Sidak ke Puskesmas Singosari, Hj Susanti Dewayani: “Memastikan optimalisasi pelayanan kesehatan”
Berbau Kolusi
Pengangkatan kembali Sdr. Ir. Zulkifli Lubis MT sebagai Dirut Tirta Uli 2022–2027, ucap Daulat, terindikasi kuat berbau kolusi. Alasannya, pertama, karena Plt. Walikota Pematang Siantar melalui Kabag Hukum Pemko, Heri Oktarizal SH, diduga (berdasarkan rekaman audio yang diterima oleh Sumut Watch) telah melibatkan Ir. Zulkifli Lubis MT, untuk konsultasi by phone alih-alih kepentingan “legal opinion” dengan pejabat yang disebut Biro Hukum Kejaksaan Agung RI untuk memuluskan pengangkatan kembali Ir. Zulkifli Lubis, MT, menjadi Direktur Utama Periode 2022–2027, sedangkan Zulkifli Lubis dalam posisi conflict of interest.
Kedua, masa jabatan anggota Direksi Perumda Tirta Uli Periode 2018 –2022, tertanggal 18 Juli 2022, masih menyisakan waktu +/- 6 bulan, namun Dewan Pengawas melalui Surat Nomor: 029/DP-Perumda/II/2022, tanggal 3 Februari 2022, serta Walikota Pematangsiantar melalui Surat Nomor 539/0781/II/2022, tertanggal 7 Februari 2022, telah melakukan penilaian dan merekomendasi kepada KPM bahwa Dirut Ir. Zulkifli Lubis dapat diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan”, sehingga rekomendasi Dewan Pengawas patut diduga sebagai order atau pesanan.
Selain itu, proses pengangkatan kembali Ir. Zulkili Lubis, MT, menjadi Direktur Utama Tirta Uli 2022-2027, ternyata juga dilakukan dengan cara-cara tertutup, manipulatif, kepentingan perseorangan, tidak berkepastian hukum dan keberpihakan kepada seseorang.
Oleh karena itu, mantan Hakim Adhoc pada Pengadilan Negeri Medan yang berprofesi juga sebagai Advokat PERADI ini mengatakan, bahwa DPRD Kota Pematangsiantar sangat beralasan kuat untuk merekomendasikan agar pengangkatan kembali Ir. Zulkifli Lubis, MT menjadi Direktur Utama Perumda Tirta Uli Kota Pematang Siantar Periode 2022 – 2027, dibatalkan. (Rilis/***)