MARITO Nababan (28) dengan tubuh mungilnya, kelihatan bergerak lincah saat mendampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemko Pematang Siantar, Dedy Tunasto Setiawan SH di Pusat Pendidikan Pelatihan (Pusdiklat) Persampahan di kawasan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematang Siantar, yang kelihatan tertata rapi, Selasa (16/08/2022).
Jangan pandang sebelah mata Marito Nababan, karena keberadaannya di Pusdiklat Persampahan secara khusus, punya peranan penting. Marito Nababan, salah satu narasumber yang punya kemampuan dan punya kewenang untuk menyampaikan muatan-muatan pengetahuan persampahan.
Marito Nababan mengabdi di Dinas Lingkungan Hidup, sejak tahun 2013 di bagian organik sebagai tenaga honor, dengan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Kerja dari hati
Marito Nababan, tidak pernah menganggap pekerjaan yang banyak berkutat di persampahan menjadi beban.
“Saya kerjakan semuanya dari hati, karena saya sudah menentukan pilihan untuk bekerja di lingkungan sampah,” kata Marito Nababan saat menjelaskan masalah persampahan kepada segaris.co.
Keseriusan Marito Nababan itulah, yang menjadi perhatian dari pimpinannya untuk memberi kesempatan baginya mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan (Diklat).
Marito Nababan pun, sudah mengantongi sertifikat Diklat Pembuatan Pupuk Cair, Briket dari bahan daun-daunan dan Pembuatan Bekatung (Pelet).
Tiga item hasil diklat tersebut, sangat dikuasi dan dipahami serta mampu ditransferkannya dengan cara luga dan mudah dimengerti.
Baca juga : Cacar Monyet berpotensi jadi pandemi baru
Briket dengan berbagai aroma
Marito Nababan pun, dengan rasa bangganya, menyampaikan bahwa dirinya pernah mendapatkan kesempatan untuk menjadi narasumber menjelaskan masalah pembuatan briket dari daun-daunan di hadapan seorang Kepala Dinas Kebersihan.
“Kita, BLH Pematang Siantar, di Sumatera Utara ini, satu-satunya dinas yang mampu dengan sempurna mengelola briket dari daun-daunan,” kata Marito Nababan.
Briket dari bahan daun-daunan itu, dikelola sedemikian rupa menjadi pengganti arang.
“Briket bahan daun-daunan ini, tidak berasap, dapat dimodifikasi dengan berbagai aroma pilihan, misalnya aroma pandan dan sebagainya.
Marito Nababan pun menjelaskan, produk briket dari daun-daunan itu dipergunakan manjemen Hotel Sapadia.
Kemudian, Marito Nababan, mengklaim bahwa Dinas Lingkungan Hidup, dapat memproduksi briket daun-daunan, berapa ton pun yang dibutuhkan konsumen.
“Karena bahannya, daun-daunan mudah ditemukan,” kata Marito Nababan.
Baca juga : Pemko Pematang Siantar imbau masyarakat tetap patuhi prokes Covid-19
Mahasiswa pun dihadapi
Tidak hanya dari dinas kebersihan mau pun lingkungan hidup dari 20 kabupaten/kota saja, yang datang, juga sejumlah mahasiswa dan Marito Nababan sebagai narasumber menjelaskan masalah penanganan persampahan di Kota Pematang Siantar.
Sudah ratusan mahasiswa yang datang, Marito Nababan sebagai narasumber. Diantaranya, mahasiswa Unimed, Bengkulu, USU, dan yang lainnya.
“Ya, saya paparkan dan jelaskan kepada mereka,” kata Marito Nababan yang mengaku akan tetap mengabdikan diri untuk Pemko Pematang Siantar, khususnya di Dinas Lingkungan Hidup.
“Saya akan meneruskan pengabdian di Dinas Lingkungan Hidup. Saya berencana ingin lanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sembari bekerja, tetapi terkendala di biaya. Setidaknya, di program D3 pun,” kata Marito Nababan yang juga membangun mimpi untuk dapatkan status P3K.
530 kader LiSA
Di pusdiklat itu, 530 kader LiSA (Lihat Sampah Ambil) yang mewakili 53 kelurahan yang ada di Pemko Pematang Siantar, mendapatkan pendidikan dan pelatihan terkait pengelolaan sampah.
“Dari setiap kelurahan terdapat 10 kader LiSA, yang pada Oktober mendatang, diharapkan keseluruhan sudah selesai menerima pendidikan dan pelatihan tentang persampahan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemko Pematang Siantar, Dedy Tunasto Setiawan SH yang didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Ir Ali Akbar Harahap kepada segaris.co di acara semarak HUT ke-77 Kemerdekaan RI di lingkungan Dinas Lingkungan Hidup, Selasa (16/08/2022).
Fokus pada edukasi
Dedy Tunasto Setiawan mengungkapkan, pihaknya saat ini, dalam pengimplementasian program dari Plt Wali Kota Pematang Siantar, Hj Susanti Dewayani, yakni LiSA, lebih difokuskan pada edukasinya.
“Itu tadi, dengan dipilihnya 10 kader LiSA dari setiap kelurahan, kita fokuskan bagaimana mengedukasi mereka untuk lebih memahami tentang apa dan bagaimana mengelola persampahan,” kata Dedy Tunasto Setiawan.
Menurut Dedy Tunasto Setiawan, setiap harinya produk sampah perkotaan, apakah itu sampah yang berasal rumahtangga, pusat perbelanjaan, mau pun perkantoran, mencapai 300 hingga 400 ton.
“Data inilah yang disampaikan kepada para kader LiSA, sebagai edukasi, dimana sampah produk rumahtangga misalnya, dapat dimanfaatkan sebagai penambahan penghasilan. Bagaimana caranya, ya memisahkan sampah organik dan non-organik, yang kemudian dikelola menjadi kompos serta lainnya,” kata Dedy Tunasto Setiawan. (Ingot Simangunsong, Samsudin Harahap/**