“KAMI dengan produk Soetandi Tea dan Rapi Tea turut berpartisipasi dalam kegiatan Gebyar Silaturahmi Akbar Reog Ponorogo Sumatera Utara dan Deklarasi Pencinta Ganjar bersama Paguyuban Pujakesuma di Lapangan Garuda, Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang, Minggu 14 Agustus.”
Hal tersebut disampaikan Intan Soetandi, owner UMKM produk Soetandi Tea dan Rapi Tea kepada segaris.co melalui aplikasi WhatsApp, Senin (15/08/2022).
Menurut Intan Soetandi, di kegiatan tersebut, dirinya bersama seluruh tim pemasaran memperkenalkan produk Soetandi Tea dan Rapi Tea sebagai karya nyata UMKM dari Nagori Purbasari, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun.
“Kami sajikan minuman dengan bahan Soetandi Tea dan Rapi Tea bagi setiap tamu yang hadir di kegiatan tersebut. Kami mengucapkan terimakasih Paguyuban Pujakesuma yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk memperkenalkan produk Soetandi Tea dan Rapi Tea. Demikian juga kepada masyarakat yang berkenan menikmati rasa dan membeli produk kami,” kata Intan Soetandi.
Baca juga : Baskami Ginting minta Polda Sumut berantas mafia perjudian
Mulai Mei 2021
Intan Soetandi sudah setahun ini menekuni usaha rumahan yang memproduksi bubuk teh kemasan dengan nama Soetandi Tea di Nagori Purbasari, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
“Saya mulai Mei 2021. Sudah setahunan lebih,” kata Intan Soetandi dalam wawancara khusus dengan segaris.co di DL Cafe Jalan Maluku, Kota Pematangsiantar.
Intan Soetandi yang didampingi orangtuanya, Maryono, menyampaikan bahwa ide untuk memulai usaha pengemasan bubuk teh tersebut, karena dirinya sangat senang menikmati teh.
“Saya penggemar teh. Saya melihat adanya peluang pasar untuk bubuk teh kemasan. Apalagi perkebunan teh Tobasari, Sidamanik sudah membuka peluang kepada pengusaha untuk mendapatkan bahan baku teh,” kata Intan Soetandi.
Yang lebih kuat mendorong Intan Soetandi lebih menekuni bisnis bubuk teh tersebut, karena pasarnya masih terbuka.
Kemudian bahan bakunya tidak susah ditemukan dan sangat terjangkau jaraknya.
“Selain kebun Tobasari memberi peluang untuk pembelian bahan baku teh, pasarnya pun terbuka,” kata Intan Soetandi yang sampai saat ini sudah mempekerjakan hingga 8 karyawan, dua diantaranya adalah tenaga pemasaran.
Karyawan yang mayoritas adalah ibu-ibu dengan status janda itu, mendapatkan upah di kisaran Rp40.000 dan Rp60.000 per hari.
“Sementara ini kita sesuaikan dengan capaian produksi. Jika ada kelebihan jam kerja, kita berikan juga uang lembur,” kata Intan Soetandi.
Baca juga : Anggota DPRD Simalungun “menyandera” 3 KTP, satu handphone, dan 3 ijazah, Willy Sidauruk: “Ini bisa tergolong pemerasan”
Kemasan dengan nama baru
Dalam perjalanan mengembangkan usaha pengemasan bubuk teh tersebut, di enam bulan terakhir ini, Intan Soetandi memberanikan diri untuk menampilkan kemasan dengan nama RAPI Tea.
Bagi Maryono, nama tersebut bermakna pada organisasi yang sudah demikian lama diikutinya yakni Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI).
“Kualitas tidak jauh beda dengan Soetandi Tea, boleh dikatakan sama. Pemilihan nama ini hanya berkaitan dengan organisasi. RAPI kan ada di mana-mana dan ke depan ya kita harapkan dapat menjadi salah satu pasar produk kita,” kata Maryono.
Pemasaran antar daerah
Intan Soetandi menjelaskan, pemasaran produk Soetandi dan RAPI Tea di samping masih didominasi di kisaran Kabupaten Simalungun dan Kota Pematangsiantar, juga sudah menyebar hingga ke daerah kabupaten/kota lainnya.
“Daerah pasar lainnya seperti Kota Tebingtinggi, Kabupaten Asahan, Medan, dan kita sedang rencanakan ke Kabupaten Tapanuli Utara serta kawasan lainnya,” kata Intan Soetandi yang juga menjelaskan bahwa sampai saat ini untuk produksi kemasan bubuk teh, sudah dimiliki 6 alat press dan 2 blower.
Di setiap kemasan bubuk teh tersebut, dicantumkan Intan Soetandi, tulisan “Daun teh asli dengan cita rasa khas Simalungun Sumatera Utara.”
Di samping proaktif memasarkan sendiri, Intan Soetandi bersama tim pemasarannya juga giat mengikuti berbagai even dan memenuhi undangan organisasi, partai politik mau pun pemerintahan.
“Kita sudah sering menerima undangan dari berbagai instansi swasta mau pun pemerintah serta organisasi. Bu Plt Wali Kota Pematsngsiantar, Hj Susanti Dewayani sudah cicipi teh produksi kita di acara final pertandingan Catur baru-baru ini,” kata Intan Soetandi.
Baca juga : Edy Rahmayadi: “Tak perlu lagi berobat ke luar negeri”
Produksi 5.000 kemasan
Menurut Intan Soetandi, sepanjang perjalanan usia usahanya yang masih relatif muda, produksi bubuk teh dengan kualitas ekspor tersebut, sudah mencapai 5.000 kemasan per bulannya.
“Priduksi bubuk teh Soetandi dan RAPI baru sampai bilangan 5.000 kemasan setiap bulannya,” kata Intan Soetandi.
Kemudian, Maryono menambahkan, untuk produksi tersebut, mereka mendapatkan DO paling dikit 300 kilogram teh kualitas ekspor dari Pabrik Teh Tobasari, Sidamanik.
Untuk meningkatkan produksi, Maryono dan Intan Soetandi mengaku sangat membutuhkan suntikan dana.
“Setidaknya kita butuh Bapak Angkat agar usaha kita jadi binaan. Itu harapan kita,” kata Maryono.
Namun demikian, dengan semangat yang sudah dimulai sejak usaha dibuka, Intan Soetandi menyatakan akan terus berkreasi dengan berinovasi untuk lebih meningkatkan kualitas dan produksi agar mencapai pasar lebih luas lagi. (Ingot Simangunsong/***)