“JADI, selama ini hubungan kita dengan Iran mulai dari soal ekonomi dan juga teknologi kesehatan juga sudah terbangun.”
Hal tersebut disampaikan Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI-Iran, Nihayatul Wafiroh saat menerima Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad.
Dalam pertemuan bilateral ini, kedua belah pihak saling berbagi informasi dan memperkuat hubungan ekonomi, lebih khusus di bidang teknologi dan kesehatan.
Menurut Nihayatul Wafiroh, Iran merupakan negara yang mandiri, mampu memenuhi segala macam kebutuhan dalam negerinya.
“Tadi juga disampaikan bahwa kita sudah membeli beberapa peralatan dari Iran. Iran adalah negara yang cukup mandiri dalam hal kesehatan mereka sudah punya vaksin sendiri dan mereka mempunyai alat yang bisa digunakan untuk robotic telemedicine yang sekarang kita pakai di sepuluh puskesmas yang ada di Bandung dan Yogyakarta,” kata Nihayatul Wafiroh di Ruang Tamu Dubes, Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Senin (15/08/2022).
Baca juga : Anggota DPRD Simalungun “menyandera” 3 KTP, satu handphone, dan 3 ijazah, Willy Sidauruk: “Ini bisa tergolong pemerasan”
Bahkan Iran bersama dengan Pertamina sudah menjalin hubungan secara ekonomi, dan pada tahun 2021 hubungan ekonomi Indonesia-Iran naik cukup signifikan.
“Kita berharap sebenarnya dengan kunjungan ini kita bisa menindaklanjuti banyak hal termasuk soal kesehatan dan teknologi. Sebenarnya kita sempat berpikir waktu itu soal perfilman, karena kalau kita melihat film-film Iran selalu menjadi film-film yang punya aroma perjuangan karena mungkin histori negara mereka,” ungkap politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Menurut Nihayatul Wafiroh, Iran merupakan negara menarik, di tengah embargo yang luar biasa Iran bisa survive. Iran punya spirit perjuangan dalam kondisi yang tertekan, tidak menjadikan Iran lemah tetapi menjadi kreatif dan mandiri.
Meski pun Iran tidak bisa mengambil barang-barang dari luar negeri namun kondisi tersebut bisa memicu Iran untuk kreatif, sehingga memunculkan sendiri obat-obatan dari hasil penelitian dan teknologinya juga luar biasa.
“Mereka 90 persen itu beberapa bulan yang lalu mungkin saat ini sudah 100 persen vaksin Covid. Karena mereka punya vaksin yang diproduksi mereka sendiri. Nah, itu yang harus kita pelajari juga bagaimana kemandirian mereka secara kesehatan,” ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR RI itu.
Nihayatul Wafiroh pun terkesan dengan film Iran yang menyampaikan spirit perjuangan. Ia berharap ke depan ada transfer pengatahuan antar kedua negara. Di lain pihak, Dubes Iran berharap bisa bertemu Wakil Presiden RI.
“Tadi juga diusulkan Dubes Iran untuk Indonesia Mohammad Azad, bagaimana untuk kita bertemu Wakil Presiden dimana beliau juga yang membawahi teknologi dalam kunjungan kita akhir bulan,” kata Nihayatul Wafiroh. (***)