TUJUH pengrajin binaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumatera Utara (Sumut) mengikuti studi komparasi dan magang (study tour) di Bali, dari 31 Juli – 5 Agustus 2022.
Para pengrajin diharapkan dapat menyerap ilmu dari Bali dan kemudian diterapkan untuk pengembangan UMKM di Sumut.
“Kalian serap ya semua ilmu yang ada di sini, lalu kalian terapkan di tempat kalian masing-masing. Jangan malu bertanya kepada para pengrajin di sini, jangan sia-siakan waktu di sini. Belajar…belajar dan belajar. Biar kualitas anyaman ibu-ibu dan bapak pengrajin semakin membaik,” ungkap Ketua Dekranasda Sumut, Nawal Lubis saat melihat para pengrajin Sumut yang sedang belajar menganyam, di Desa Tumbuh, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Senin (01/08/2022).
“Kalau kualitasnya sudah bagus, kita gampang menjualnya ke mana-mana. Tak malu kita pamerkan ke orang lain. Apalagi nanti di Jakarta ada pameran, kita akan membawa anyaman-anyaman terbaik ke sana, biar tahu orang anyaman dari Sumut tidak kalah bagus dengan daerah-daerah lainnya,” tutur Nawal Lubis.
Baca juga : Kolaborasi Dekranasda Sumut dan Bali untuk lebih memperluas pasar
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Kemudian Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi Sumut, Suherman mengatakan, program study tour ke Bali, bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Sumut, khususnya pengrajin anyaman.
“Untuk itu ada tujuh orang yang kita boyong ke Bali, asalnya mereka berbeda-beda, ada dari Langkat, Nias, Binjai, Sergai dan lain-lain. Di Bali mereka belajar di banyak tempat, tidak hanya di Karangasem ini, kelilingi nanti mereka di Bali ini. Ini juga kita lakukan, biar para pengrajin ini kembali semangat, setelah Covid-19 kemarin ramai, ini perlahan menurun. Saatnya UMKM Sumut kembali kita bangkitkan,” ujarnya.
Untuk mendukung bangkitnya UMKM Sumut, kata Suherman, mereka memberikan pelatihan-pelatihan, tidak hanya untuk pengrajin anyaman, tetapi secara bertahap kepada seluruh pelaku UMKM. Agar para pelaku UMKM dapat inovasi-inovasi terbaru, sehingga menghasilkan produk yang lebih fresh.
Baca juga : Nasib pensiunan ASN, tidak punya kredit di BRI malah Bank Mantap ngaku membayarkan
Banyak hal-hal baru
Sementara itu, seorang pengrajin asal Sumut, Gunawan mengaku sangat senang dengan adanya study tour ke Bali, karena banyak hal-hal baru yang tidak diketahuinya selama ini dalam menganyam.
“Contohnya hal yang baru saya tahu itu, cara memotong pandan duri, kalau kami di sana, motongnya satu-satu. Di sini motong sekali empat bisa,” katanya.
Kemudian, kata Gunawan, di Bali ini juga lembaran-lembaran anyamannya dibuat dua lapis, sehingga tebal tanpa lapisan kain. Kreasinya juga lebih bervariatif. Model-model tas dan dompetnya juga berbeda, dengan model yang dibuat di tempatnya.
“Apa yang baik saya dapat hari ini, akan saya terapkan di tempat saya di Kota Binjai, biar produk-produk saya semakin laris, karena bervariasi dan kualitasnya semakin baik,” ungkapnya.
Nawal mengharapkan, setelah pulang dari study tour para pengrajin di Sumut, mendapatkan ilmu baru dan berinovasi. Sehingga menghasilkan karya-karya yang terbaik dan dapat bersaing di tingkat nasional dan internasional. (Sipa Munthe/***)