KOTA turis Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara menjadi tempat diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi Women20 atau W20 pada 19 hingga 21 Juli 2022, di Hotel Niagara dan The Kaldera, lokasinya berada persis di tepi Danau Toba
Chair W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi mengatakan, alasan dipilihnya Danau Toba dengan pertimbangan guna mengangkat dan mempromosikannya ke dunia internasional.
“Danau Toba telah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas. Selain memiliki panorama alam yang luar biasa indah, adat budaya masyarakat di sekitarnya juga sangat eksotis,” kata Hadriani Uli Silalahi dalam konferensi pers di Hotel Niagara, Parapat, Senin (18/07/2022).
Menyeberang ke Pulau Samosir
Diterangkannya, selain menghadiri rangkaian pertemuan dan dikusi yang panjang, para delegasi pertemuan W20 Summit akan diajak menyeberang ke Pulau Samosir yang terletak di tengah Danau Toba.
Pulau Samosir berjarak sekitar 37 km dari Parapat. Untuk mencapai pulau ini, membutuhkan waktu sekitar 30 menit melalui jalur danau. Kunjungan ke Pulau Samosir untuk melanjutkan visi W20 Indonesia dalam hal mempromosikan eksotisme daerah di Tanah Air, termasuk yang menjadi destinasi wisata prioritas Indonesia.
“Sebelumnya pertemuan berturut-turut telah dilaksanakan di Likupang, Sulawesi Utara, lalu Batu Jawa Timur, Banjarmasin Kalimantan Selatan, dan Manokwari Papua Barat,” Uli menerangkan.
Pelaksanaan W20 bekerja sama International Knowledge Partners, badan PBB, organisasi masyarakat sipil, akademisi, badan pemerintah hingga sektor swasta. Setelah di Danau Toba, Sumut, agenda selanjutnya akan dilaksanakan di Denpasar, Bali, pada September hingga Oktober 2022.
Baca juga :
Keluarga Brigadir J minta autopsi ulang, Polri menolak
Mengurai berbagai isu prioritas
Co-Chair W20 Indonesia, Dian Siswarini menerangkan, perhelatan W20 Summit di Danau Toba akan fokus mengurai berbagai isu prioritas W20, terutama mengenai kesetaraan dan diskriminasi, ekonomi inklusif, hingga UMKM milik perempuan.
Selain itu, akan ada juga pembahasan mengenai isu terkait peningkatan akses perempuan penyandang disabilitas dan perempuan pedesaan ke pendidikan, teknologi, keuangan, dan kesetaraan kesehatan. Seluruhnya akan dikemas ke dalam rangkaian dialog dan konferensi kebijakan.
Menurut Dian, agenda W20 Summit ini juga diharapkan dapat menciptakan komitmen, kebijakan, hingga rekomendasi menjadi fokus utama G20 terhadap 4 poin penting.
Pertama, mendorong kesetaraan, keamanan, dan kesejahteraan dengan menghapus diskriminasi yang menghambat partisipasi perempuan dalam perekonomian.
Kedua, mencapai inklusi ekonomi dengan mendukung UMKM yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Ketiga, mengatasi kerentanan untuk meningkatkan ketahanan, dengan fokus pada perempuan penyandang disabilitas dan perempuan pedesaan.
“Terakhir, yang keempat, seruan terhadap kesetaraan gender terkait kesehatan,” sebutnya.
Baca juga :
SMP Negeri 1 Gunung Malela terapkan kurikulum merdeka belajar, Donna Pandiangan: “Dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif”
Telah menghasilkan komunike
Hadriani Uli Silalahi mengatakan, “W20 adalah engagement group pertama dari Group of Twenty (G20) yang mengadakan kick off pada Desember 2021 yang lalu, sekaligus pertama juga menyelesaikan summit. Dari rangkaian gelaran pertemuan berskala internasional tersebut, W20 juga merupakan engagement group pertama yang telah menghasilkan komunike. Dokumen ini akan kami serahkan secara langsung kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo selaku pimpinan G20 Presidensi Indonesia pada penutupan W20 Summit.”
Menurut Hadriani Uli Silalahi, terhitung sejak kick off pada Desember 2021 yang lalu, delegasi W20 telah menggelar berbagai diskusi terpadu dengan masukan maupun rekomendasi dari berbagai partner. Mereka merupakan organisasi yang fokus pada perempuan dan berasal sejumlah negara anggota G20.
Melalui komunike yang diserahkan kepada presiden tersebut, Uli berharap berbagai upaya diskusi yang telah dilakukan oleh W20 Presidensi Indonesia dapat membawa isu terkait gender, khususnya perempuan pedesaan dan perempuan dengan disabilitas, sebagai salah satu fokus G20. (***)