Jurnalis l Antoni Antra Pardosi
MASYARAKAT Habinsaran, Borbor, Nansau (Habornas), Kabupaten Toba jengkel. Pasalnya, meski jalan provinsi di tiga kecamatan tersebut sudah bertahun-tahun rusak, belum juga ada perbaikan.
Masyarakat khawatir, apabila tidak segera diatasi, maka aksesibilitas kawasan Habornas yang sudah terancam sebelumnya, benar-benar terputus.
“Kondisi jalan paling parah terjadi dalam tiga tahun terakhir,” kata Harlen Pasaribu (53), salah seorang warga, sopir angkutan yang sehari-hari melewati ruas jalan tersebut.
Kejengkelan masyarakat memuncak menyusul longsornya lereng dan badan jalan dalam sepekan terakhir, yakni di titik yang sudah longsor sebelumnya.
Longsor beruntun
Longsor beruntun terjadi, Minggu (17/04/2022), menimpa 4 titik ruas Silimbat – Parsoburan di Habinsaran, yaitu Sialogo, Buluduri, dan tekongan “S”. Badan jalan di atas gorong-gorong tekongan “S” juga bertambah kritis, digerus air.
Akibat kejadian, arus lalu lintas lumpuh, sebelum material longsor disingkirkan oleh warga.
Masih di Habinsaran, pada waktu berdekatan, badan jalan Aek Sitabotabo, Sabahuala mengalami rusak berat, di ruas Parsoburan – Perbatasan Labuhanbatu Utara (Labura). Di ruas yang sama, badan jalan yang baru dihotmiks juga ambrol, yaitu di Dusun Hasang, Nansau.
Baca juga : Bencana longsor akibat hujan deras kembali melanda Habinsaran Toba
Tiga ruas jalan provinsi
Konektivitas Habornas tergantung pada 3 ruas jalan provinsi, yaitu ruas Silimbat – Parsoburan sepanjang 40 kilometer, ruas Parsoburan – Perbatasan Labura 40,5 kilometer, dan ruas Parsoburan – Borbor 40 kilometer.
Ruas Silimbat – Parsoburan merupakan poros utama penunjang aksesibilitas dua ruas lainnya, ke jalan lintas Sumatera Utara (Jalinsum).
Berdasarkan pengamatan Segaris.co, di sepanjang ruas tersebut terdapat puluhan jalan rusak, mulai dari Kecamatan Silaen hingga Pasar Parsoburan.
Karakter jalan rusak bervariasi, dari jalan berlubang, aspal hancur, dan amblas. Kerusakan berat terjadi di area bukit dan jurang, ditandai ambrolnya jalan dan lereng mengalami longsor kecil, di belasan titik.
Baca juga : Gereja Katolik Paroki Parsoburan Toba Riskan Terancam Longsor
Ekstra waspada
Sejauh ini, pengguna jalan musti ekstra waspada melewati ruas jalan, khususnya di sepanjang jalur Matio – Pasar Parsoburan. Sedikit saja lengah, alamat kendaraan akan terguling ke jurang.
Kondisi terkini, ruas Silimbat – Parsoburan dan Parsoburan – Perbatasan Labura, hanya bisa dilalui kendaraan ukuran kecil dan sedang. Sementara itu, truk-truk besar masih menahan diri untuk tidak beroperasi.
Sebatas dibersihkan dan ditambal
Paska longsor beruntun, antisipasi yang dilakukan Dinas Bina Marga Pemprov Sumatera Utara, baru sebatas pembersihan material longsor dan menambal tanah amblas.
Tujuannya, hanya penanganan sementara, agar jalan rusak tidak mengganggu mobilitas masyarakat.
Pekerjaan tersebut diserahkan ke tim perawatan jalan provinsi, yang bermarkas di Desa Ombur, Kecamatan Silaen.
“Tugas kami sebatas penanganan sementara. Perbaikan menyeluruh adalah wewenang langsung Dinas Bina Marga,” kata Sampetua Sitorus, pelaksana kerja, saat ditemui Segaris. co di lokasi jembatan Aek Sitabotabo, Selasa (19/04/2022).
Baca juga : Hujan 4 Jam, Dusun Nansau Toba dilanda longsor, satu korban meninggal dan 2 terluka
Kompleks
Berdasarkan penelusuran media ini, kerusakan jalan provinsi di Habornas sangat kompleks.
Dari segi infrastruktur, penyebabnya antara lain adalah mutu jalan yang tidak memenuhi standar, tidak memiliki drainase, dan kurangnya perawatan.
Faktor pemicu lainnya adalah
penebangan kayu yang tidak terkendali, mengakibatkan merosotnya tutupan resapan air. Manakala hujan deras, daya tahan tanah melemah, sehingga rawan longsor.
Faktor fatal berikutnya adalah lalu lalang kendaraan bertonase besar seperti truk maupun tronton, terutama yang kelebihan beban atau over tonase. Selain merusak, juga menekan permukaan jalan.
Nasib jalan provinsi di Habornas menjadi runyam manakala hujan deras, seperti telah terbukti dalam sepekan terakhir.
Janji manis
Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sumut, Bambang Pardede pernah berjanji, bahwa pemeliharaan jalan provinsi akan dilakukan secara rutin.
Apabila ada sedikit saja kerusakan jalan, akan langsung diperbaiki.
“Tahun ini, tidak ada satu meter pun jalan provinsi yang tidak ada tuannya, minimal pemeliharaan rutin,” kata Bambang Pardede, pada acara konferensi pers mengenai pelaksanaan kegiatan infrastruktur jalan dan jembatan di Medan, sebagaimana dikutip dari berbagai media, awal 2022.
Masyarakat Habornas menanti bukti, bukan janji manis. Kawasan dataran tinggi pedalaman tersebut butuh infrastruktur jalan yang baik, guna meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor perkebunan dan pertanian. (***)