JIKA tidak segera ditangani, bangunan Gereja Katolik Santo Yoseph Paroki Parsoburan, Kabupaten Toba terancam longsor menyusul amblesnya tanah dan ambrolnya sebagian tembok penahan tanah (retaining wall) pada Senin (11/04/2022).
Bencana ini adalah akumulasi curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir dan mencapai puncaknya pada saat kejadian.
Tercatat, dari kurang lebih 150 meter panjang tembok dengan ketinggian 2 sampai 5 meter itu, 40 meter di antaranya rusak yakni 5 meter roboh dan sebagian lainnya retak.
Ada pun tanah yang ambles bervariasi hingga 2 meter lebih, nyaris menyentuh pondasi gereja.
Struktur tanah labil dan pondasi tembok asal jadi
Struktur tanah yang labil ditambah pondasi tembok yang asal jadi diperkirakan juga memicu terjadinya longsor.
Berdasarkan informasi warga, tembok dibangun bertahap oleh perusahaan kontraktor berbeda, seluruhnya menyerap anggaran dari APBD Pemkab Toba.
Tahap pertama dibuat belum genap setahun sementara tahap selanjutnya 6 bulan kemudian. Ada pun yang mengalami kerusakan parah adalah tembok tahap pertama.
Marojahan Sianipar, salah seorang jemaat yang juga kontraktor lokal menguatkan perkiraan labilnya struktur tanah dan pondasi tembok yang tidak memadai itu.
“Saya menolak pengerjaan tembok (tahap pertama, red) karena gambar tidak sesuai dengan kondisi struktur tanah,” katanya, Rabu (13/04/2020).
Ada pun pembuatan tembok tahap kedua dipercayakan kepada CV Kembar Jaya di Balige, di mana pelaksananya adalah Marojahan Sianipar.
Beda dengan pembuatan tahap kedua, tahap pertama dikerjakan tanpa pondasi yang kuat di atas tembok lama, yang telah belasan tahun usianya.
Khawatir
Salah satu gereja termegah di Sumatera Utara itu, dibangun di dataran tinggi Habinsaran. Diresmikan 2020, gereja tersebut persis bersisian dengan jalan provinsi menuju dua kecamatan tetangga, Borbor dan Nansau.
Apabila tidak ditangani serius, warga khawatir terjadinya bencana susulan mengingat musim penghujan yang masih tidak menentu.
Kekhawatiran juga muncul karena ruas jalan tersebut tidak pernah sepi dari lalu lalang truk-truk bertonase raksasa, seperti pengangkut batu dan bahan proyek infrastruktur.
Pastor Paroki Parsoburan, Henri Johnson Simbolon menolak berkomentar saat ditemui Segaris.co, Kamis (14/04/2022).
Hanya saja, ia menyebutkan bahwa kejadian tersebut telah dilaporkan dan segera ditangani Dinas Pekerjaan Umum mau pun Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemkab Toba. (Antoni Antra Pardosi).