Oleh | Budhius Ma’ruff
DIMULAI saat bergulirnya isu dari sejumlah menteri dan sejumlah ketua partai koalisi pemerintahan, yang ingin menunda Pemilu 2024 dengan perpanjangan masa jabatan Presiden, lalu isu jabatan 3 periode.
Bola makin liar dimanfaatkan para petualang politik, menyusul hilangnya minyak goreng (migor), dan mahalnya harga migor di pasaran.
Makin dibuat sedap ketika Pertamina, menaikkan harga Pertamax dari Rp9.000 per liter menjadi Rp12.500 per liter.
Isu-isu cadas tersebut menggelinding bebas di area publik. Sejumlah pihak barisan sakit hati, memanfaatkan isu tersebut dengan membangun narasi-narasi negatif pada Presiden Jokowi.
Mulai dari Rocky Gerung dengan aneka talk show di Chanel YouTubenya, Refly Harun, Rizal Ramli, Ubedilah Badrun, Bivitri Susanti, Zaenal Muhtar hingga Ichsanuddin Noorsy saling bersautan membangun narasi betapa naifnya seorang Jokowi yang dinilai telah gagal menyelamatkan perekonomian, namun berambisi besar melanjutkan kekuasaan.
Tak pernah menyerang yang meniupkan isu
Herannya, semua pihak pembenci Jokowi tersebut menyerang pemerintah. Tak pernah mereka menyerang Golkar, PKB dan PAN yang meniupkan isu tersebut.
Sasaran tembak semuanya diarahkan untuk mendelegitimasi pemerintah Jokowi Ma’ruf.
Padahal, sudah tiga kali Jokowi menyatakan dirinya tidak terlibat dgn isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Jokowi juga menegaskan bahwa ia taat pada konstitusi. Itupun tidak digubris mereka sbg bantahan yang tegas dari presiden.
Mereka terus tanpa henti membangun opini ke ruang publik, seolah-olah di balik semua itu ada Jokowi yang memerintahkan menteri atau partai koalisinya.
Memperalat mahasiswa-mahasiswa dungu
Tujuan yang mereka harapkan adalah ingin merongrong kekuasaan yang sah, yang dijabat presiden saat ini. Dengan narasi-narasi mereka seperti itu, publik akan marah pada Jokowi yang anti demokrasi dan gagal mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi, akibat krisis global yang melanda semua negara di dunia saat ini.
Sebagai pamungkas dari aksi sejumlah pembenci Jokowi tersaebut adalah, memperalat mahasiswa-mahasiswa dungu yang tergabung dalam BEM atau Senat Mahasiswa, untuk menggelar demo akbar pada Senin, 11 April 2022 nanti, baik di Jakarta mau pun di sejumlah kota besar lainnya.
Tak tanggung-tanggung, mereka membawa isu lengserkan Jokowi saat ini juga, karena tidak taat konstitusi dan gagal mengatasi kesulitan-kesulitan rakyat menyusul mahalnya harga bahan2 pokok.
Syukur seorang Adian Napitupulu, politisi PDI-Perjuangan dan mantan aktivis reformasi 98, turun gunung dan menyatakan ada pihak yang ingin berbuat curang ingin menjatuhkan presiden di tengah jalan.
Argumen-argumen Adian Napitupulu, efektif membungkam rencana demo besar mahasiswa dungu yang diperalat oleh politisi busuk dan kartel bisnis an tdk nyaman dengan ketegasan Jokowi menertibkan tata kelola perdagangan bahan-bahan strategis, yang selama ini menjadi sumber kekayaan para kartel tersebut. Adian Napitupulu memaparkan keanehan-keanehan diskursus yang hampir dua bulan ini menyerang pemerintah.
Bantahan Adian Napitupulu tersebut, diperkuat oleh pernyataan Ketua Wantimpres, Wiranto, yang akhirnya juga harus turun gunung untuk menangkal isu-isu yang tidak berdasar soal penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden dan atau presiden 3 periode.
Adian Napitupulu dan Wiranto, terbukti adalah seorang loyalis sejati Jokowi, meski bukan bagian resmi di kabinet Jokowi. Sementara Menteri-menteri Jokowi yang juga menjabat ketua partai, semuanya bungkam menunggu kesempatan untuk mengambil keuntungan atau menyelamatkan posisi kekuasaan nya di pemerintahan.
Mereka seolah bermain di dua kaki. Di satu sisi ada dalam pemerintahan, di sisi yang lain seolah setuju dengan narasi busuk yang dibangun Refly, Rocky, Bivitri and Genk.
Publik pun akhirnya sadar dan paham, bahwa semua isu tersebut hanyalah sebuah drama yang mereka bangun untuk mendiskreditkan pemerintah Jokowi di mata rakyat.
Jokowi berhasil mempermalukan
Dengan jurus tanpa bayangannya, Presiden Jokowi berhasil mempermalukan para petualang politik yg sakit hati dengan Jokowi.
Cukup dengan dua orang loyalis setia Presiden, Adian Napitupulu dan Jenderal Wiranto bersuara keras, semua isu dan drama yang dibangun, seketika langsung terhempas begitu saja.
Aparat keamanan dan intelijen kini sedang mengintip dari kejauhan, siapa aktor dan dalangnya, serta siapa korlap di lapangan yang bertujuan berbuat makar pada pemerintah yang sah ini.
Sekali gerakan saja, mereka semua akan dapat dicokok aparat negara, karena bukti-bukti percakapan menuju gerakan melengserkan itu sudah ada di tangan intelijen.
Barisan setia pemerintah Jokowi yaitu mayoritas rakyat pendukung dan pemilih Jokowi, tidak akan mudah terhasut oleh pembusukan yang dibangun barisan sakit hati tersebut.
Di samping itu kita wajib mengapresiasi kelihaian intelijen negara, yang sejak dini sudah mencium aroma makar yang dibangun para pembenci Jokowi tersebut.
Rapatkan barisan, dan mari kita halau para politisi dan akademisi busuk, yang ingin menjatuhkan Presiden di tengah jalan tersebut.
Sumber akun facebook Budhius Ma’ruff