GANJAR Pronowo – Gubernur Jawa Tengah – mulai membangun komunikasi dengan manuver politik silaturahmi di luar Pulau Jawa.
Kita sebut saja sebagai kegiatan silaturahmi politik ala Ganjar Pranowo ini dengan istilah Silaturahmi Politik Ganjar Guyub Gayeng Gebrak dan Gubrak, atau Silaturahmi Politik #G5 untuk luar pulau Jawa, khususnya di pulau Sumatera yang terdiri dari 10 provinsi dan jumlah pemilih total sebanyak 23% dari total jumlah pemilih (DPT) Nasional.
Seperti telah kita ketahui bersama, setelah sebelumnya Silaturahmi Politik #G5 sambangi Provinsi Lampung pada bulan Januari 2022 lalu, kini Ganjar Pranowo pun ber-silaturahmi ke Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan.
Hari Kamis 7 April 2022, Ganjar Pranowo tiba di Kota Medan, dan lansung bersilaturahmi dengan Wali Kota, Bobby Nasution – menantu Presiden RI, Joko Widodo – dengan berbuka puasa bersama menikmati durian Medan.
Kegiatan silaturahmi politik #G5 tersebut, sesungguhnya adalah kerja-kerja electoral hold yang perdana, kegiatan putaran pertama di Provinsi Sumatera Utara.
Peluang elektabilitas Ganjar Pranowo minimal 2X Prabowo Subianto
Dan telah kita ketahui bersama pula, berdasarkan analisis laporan survei berkala dari 3 buah lembaga survei terpercaya, yaitu Litbang Kompas, SMRC dan Charta Politika sejak Maret 2021 sampai Maret 2022, selama kurun waktu setahun ini elektabilitas Ganjar Pranowo sudah berhasil melampaui elektabilitas Prabowo Subianto, apalagi Anies Baswedan.
Dan fakta politik yang penting melaporkan bahwa elektabilitas Ganjar Pranowo di atas, ternyata dihasilkan dari tingkat popularitas Ganjar Pranowo yang masih rendah, hanya 60% secara nasional.
Bahkan popularitas Ganjar Pranowo di provinsi Banten dan provinsi Jabar baru mencapai 60%. Sedangkan untuk luar pulau Jawa, popularitas Ganjar jauh lebih rendah lagi, hanya sekitaran 30% saja.
Sedangkan popularitas Prabowo Subianto, karena sudah ikut Pilpres 3X popularitas-nya mencapai 96%, dan ternyata popularitas Anies Baswedan pun luar biasa, 92%.
Popularitas Prabowo Subianto dan Anies Baswedan sudah hampir jenuh alias hampir mentok. Sehingga hanya sedikit ruang tersisa bagi Prabowo Subianto dan Anies Baswedan untuk menaikkan elektabilitasnya masing-masing.
Jadi data dan fakta politik diatas sesungguhnya amat menguntungkan bagi Ganjar Pranowo, karena akibatkan masih terbuka ruang besar untuk meningkatkan popularitas yang sekaligus elektabilitasnya. Terutama peningkatan popularitas dan elektabilitas dari wilayah Provinsi Jabar, Banten dan provinsi-provinsi di luar Pulau Jawa.
Dan diperkirakan bila popularitas Ganjar Pranowo nanti telah mencapai di atas 90%, maka bukanlah tidak mungkin elektabilitas Ganjar Pranowo bisa sampai minimal 2X dari elektabilitas Prabowo Subianto, apalagi dibanding elektabilitas Anies Baswedan.
Dan oleh karena itu, kegiatan Ganjar Pranowo dengan melakukan Silaturahmi Politik #G5, yaitu Ganjar, Guyub, Gayeng, Gebrak dan Gubrak bulan Januari 2022 yang lalu di Lampung dan kini di Sumatera Utara kita nilai amatlah tepat.
Ganjar Pranowo yang humanis dan apresiatif
Masih ingat, saat Ganjar Pranowo tiba di Sukoharjo 1, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Jumat (21/01/2022), seorang laki-laki paruh baya berlari menghampiri dan memeluk dengan erat sekali, melampiaskan rasa kangen dengan orang nomor satu di Jawa Tengah itu.
Lelaki paruh baya itu, adalah Bambang Iriyanto, saudara sepupu Ganjar Pranowo, yang saat di Tawangmangu tinggal dan merawat Ganjar Pranowo semasa kecil.
Bambang Iriyanto yang merangkul erat, membawanya masuk ke rumahnya. Di dalam rumah, istri Bambang dan anak-anaknya pun menyambut kedatangan Ganjar bersama istri tercinta, Siti Atikoh.
Ganjar Pronowo dengan humanis membangun silaturahmi sebagai pintu masuk dalam merajut kenangan, dan rasa kebersaamaan.
Di Kota Medan, Ganjar Pranowo membangun silaturahmi dalam kemasan apresiatif pada seni-budaya-kebudayaan yang di-sumbangsih-kan Tjong A Fie, termasuk di dalamnya Masjid Bengkok.
“Karya nyata beliau adalah Masjid Bengkok yang dibangun keluarga Tjong A Fie. Hal itulah yang menunjukkan kebhinekaan yang ada di sini. Masjid tersebut perlu dilengkapi dengan buku-buku mau pun kisah-kisah yang ada. Dari keluarga beliau perlu ada yang menceritakan sehingga menjadi sebuah story tellin atau cerita masa lalunya. Dengan demikian publik akan mengetahuinya,” kata Ganjar Pranowo yang menguatkan silaturahmi dengan sholat Jumat di Masjid Bengkok.
Kawasan heritage Kota Medan
Ganjar Pranowo mengapresiasi keinginan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, menantu Presiden Jokowi untuk membenahi dan mengembangkan kawasan heritage di Kota Medan.
Hal tersebut disampaikan Ganjar Pranowo saat mengunjungi beberapa bangunan heritage yang ada di kawasan Kota Lama Kesawan bersama Bobby Nasution, Jumat (08/04/2022).
Ganjar Pranowo, kagum dengan sosok Tjong A Fie yang sangat dermawan, sering menolong orang sakit, memberikan beasiswa bagi anak yang tidak mampu serta tidak membedakan bangsanya seperti yang tertulis di salah satu kertas yang terdapat di dinding rumah Tjong A Fie tersebut.
Kehadiran Ganjar Pranowo di titik-titik kawasan heritage Kota Medan, adalah bentuk ungkapan silaturahmi adanya kedekatan dan kesamaan dua kepala pemerintahan dalam penguatan pelestarian Kota Lama.
“Ya Medan bagus. Tadi saya sudah ngobrol dengan Pak Bobby, ternyata beliau sedang menggerakkan ini untuk kemudian diperbaiki dan ditata. Tentunya ini tidak mudah, beliau juga pernah ke Semarang, belajar dan bertukar pikiran. Kita lebih dahulu saja membangun Kota Lama yang ada di Semarang dan mirip. Bahkan, rasanya di Medan lebih banyak lagi,” kata Ganjar Pranowo yang juga menyempatkan diri membangun komunikasi silaturahmi dengan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi.
Silaturahmi ini tidak akan putus demi kebaikan bersama
Hal yang sama, sebelumnya dilakukan Ganjar Pranowo, bertemu dengan sejumlah tokoh adat Lampung. Salah satu yang ditemuinya, Sultan Sekala Brak Kepaksian Pernong, Paduka Yang Mulia (PYM) Sai Batin Puniakan Dalom Beliau (SPDB), Pangeran Edward Syah Pernong, Gelar Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan ke-23. Pertemuan di Villa Batu Putu Bandarlampung, Sabtu, 22 Januari 2022.
Silaturahmi yang luar biasa tersebut, dikemas dengan sejumlah prosesi adat yang digelar untuk menyambut kedatangan Ganjar Pranowo oleh jajaran Panglima dan Hulubalang kerajaan.
Setelah itu, kader PDI-Perjuangan tersebut, diarak menuju lokasi pertemuan oleh para penari pencak silat khakot.
Ganjar Pranowo disambut Pun Edward Syahpernong, sejumlah saibatin pangeran dan tokoh-tokoh adat. Dalam pertemuan itu, Ganjar Pranowo kemudian diberi kopiah Lampung bertanduk atau Hanuang Bani dan disematkan pin emas kerajaan sebagai simbol diterimanya Ganjar Pranowo menjadi keluarga kerajaan.
“Ya, ini lencana kepaksian. Lencana yang menandakan kekerabatan. Mudah-mudahan ini bisa semakin melekatkan hati Pak Ganjar Pranowo dengan masyarakat Lampung khususnya Kepaksian Sekala Brak Lampung,” kata Pun Edward.
Usai ramah tamah, Ganjar dan Pun Edward kemudian makan siang bersama. Keduanya menyantap makanan khas Lampung, seperti pindang ikan baung, pepes ikan belida, sambal terasi dicampur nanas, sambal durian atau tempoyak serta lalapan. Keduanya terlihat ngobrol sambil makan bersama.
“Wah, ini luar biasa, nyeruit dengan Pak Edward satu meja penuh makanan. Ada berbagai macam ikan, ada yang besar, kecil. Sambal, nah ini cocok ada lalapannya. Saya suka lalapan,” kata Ganjar Pranowo.
“Saya sangat bangga dan terharu, Pak Ganjar Pranowo mau menyempatkan diri bertemu saya dan keluarga saya dari Kepaksian Pernong Sekala Brak. Mudah-mudahan silaturahmi ini tidak akan putus demi kebaikan bersama,” kata Pun Edward.
Ganjar Pranowo juga berterima kasih karena telah dianggap kerabat kerajaan setelah diberi Hanuang Bani dan pin emas. Ia berharap pertemuan itu akan menjadi bagian dari simbol bagaimana membangun kekeluargaan, dan menyatukan dengan keberanian.
Dengan popularitas rendah, namun elektabilitas Ganjar Pranowo tertinggi
Dari laporan Survei berkala yang dilakukan 3 lembaga survei terpercaya, yaitu Litbang Kompas, Charta Politika dan SMRC dalam kurun waktu Maret 2021 sampai Maret 2022, akhirnya kini elektabilitas Ganjar selalu tertinggi dibanding bakal Capres Prabowo Subianto apalagi Anies Baswedan. Dan prestasi Ganjar ini dicapai dengan tingkat popularitas yang masih rendah, yaitu sekitar 60% saja.
Sementara itu popularitas Prabowo Subianto, karena sudah 3 kali ikut Pilpres telah mencapai 95%. Dan popularitas Anies Baswedan-pun ternyata sudah tinggi sekali yaitu mencapai di atas 90%.
Dan dilaporkan bahwa untuk wilayah Jawa Barat dan Banten, ternyata popularitas Ganjar masih rendah, baru mencapai 60%. Sedangkan untuk wilayah luar Pulau Jawa jauh lebih rendah lagi, hanya sekitaran 30%.
Dan khusus untuk wilayah Pulau Sumatera dengan 10 provinsi serta jumlah pemilih yang besar yaitu sekitar 23% jumlah pemilih nasional, ternyata popularitas Ganjar juga masih teramat rendah, yaitu hanya sekitaran 30% juga.
Dengan data dan fakta politik seperti yang telah dilaporkan oleh ketiga lembaga survei terpercaya diatas, memang sudah seharusnya Ganjar segera melakukan sosialisasi dirinya secara intensif, selain di wilayah Jawa Barat dan Banten, namun juga di pulau Sumatera.
Dan sebagai kerja-kerja kongkrit dari Silaturahmi Politik #G5 yang perdana atau dalam putaran pertama ini, sampai kini sudah dilakukan oleh beliau di Provinsi Lampung dan saat ini di Sumatera Utara.
Jadi masih ada 8 propinsi lainnya di Pulau Sumatera yang segera harus disambangi oleh beliau.
Syarat Ganjar dicapreskan Megawati dan menang
Jadi dengan kata lain, dapat kita simpulkan bahwa kerja-kerja Ganjar Pranowo melakukan Silaturahmi Politik #G5 di Jawa Barat, Banten dan Pulau Sumatera diyakini akan mampu meningkatkan popularitas sekaligus elektabilitas Ganjar dengan cepat dan tinggi.
Sehingga elektabilitas Ganjar Pranowo dapat dengan cepat jauh melampaui elektabilitas dari Prabowo Subianto dan apalagi Anies Baswedan. Kenapa? Karena popularitas kedua bakal Calon Presiden ini sudah hampir mencapai titik jenuh alias sudah hampir mentok.
Dan kita ketahui bersama bahwa elektabilitas Ganjar yang jauh melampaui Prabowo Subianto dan Anies Baswedan ini adalah syarat penting dan menentukan agar pada saatnya yang tepat nanti Ketum PDI Perjuangan Megawati akan memilih Ganjar Pranowo sebagai Capres yang diusung PDI Perjuangan.
Bila terjadi, hal ini akan sama peristiwanya dengan yang terjadi pada diri Capres Jokowi 2014. Dimana pada akhirnya, yaitu pada tanggal 13 Maret 2014, Megawati pada akhirnya memutuskan dan mengumumkan bahwa Jokowi adalah Capres 2014 yang diusung PDI Perjuangan.
Dan hasilnya, Capres Jokowi 2014 ini menang dan terpilih menjadi Presiden RI tahun 2014-2019 dengan mengalahkan Capres Prabowo Subianto. Begitu juga Capres Jokowi 2019 menang lagi menjadi Presiden RI periode tahun 2019-2024.
Keberlanjutan rejim arus perubahan
Oleh karena itu, bila saja nanti Ganjar Pranowo dipilih jadi Capres 2024 dengan tingkat elektabilitas yang jauh melampaui Prabowo Subianto, apalagi Anies Baswedan, maka kemungkinan besar Capres Ganjar 2024 ini akan menang seperti yang dialami oleh Capres Jokowi 2014 lalu.
Sehingga dengan demikian motto Kelompok Relawan Juang Politik DGP, Dulur Ganjar Pranowo Ganjar yaitu: “Ganjar Penerus Jokowi | Presiden Kita 2024-2034” akan menjadi fakta politik.
Sejak Tahun 2035 nanti Indonesia memasuki fase lepas landas
Presiden Ganjar Pranowo periode tahun 2024-2034 ini sesungguhnya adalah syarat mutlak dari keberlanjutan rejim arus perubahan yang saat ini sedang dipimpin Presiden Jokowi periode 2014-2024.
Sehingga sejak tahun 2035 nanti Indonesia akan memasuki fase lepas landas, atau take off, yaitu terbang melesat menjadi bangsa dan negara yang berkedaulatan penuh, sejahtera, serta berkemajuan yang berkelanjutan. Menjadi bangsa dan negara Indonesia yang setara dengan banyak negara-negara besar lainnya.
Dengan kata lain, pada saat itu Indonesia bolehlah dikatakan telah berhasil meraih cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, yaitu Indonesia Tumbuh, Indonesia Tangguh dan Indonesia Maju yang berkelanjutan.
By Sabar Mangadoe, Penasehat DPP DGP dan Iqb@l M@ngun S@rwoto, Jurnalis Senior Medan