PENASEHAT DPP Dulur Ganjar Pranowo (DGP), Sabar Mangadoe, menyatakan bahwa DGP setuju dengan pendapat mantan Menteri Kesehatan RI, Siti Fadilah yang menyebutkan bahwa pemecatan keanggotaan Dr. Terawan secara permanen oleh IDI adalah karena Dr. Terawan telah mengancam kepentingan super mega bisnis vaksin dari beberapa korporat kapitalis global tertentu.
“Para korporat kapitalis global yang dimaksud memang telah lama menjadikan jumlah penduduk Indonesia yang besar ini sebagai pangsa pasar yang amat sangat menguntungkan. Jadi tidak mengherankan bila ‘Vaksin Merah Putih’ yang sedang dikembangkan oleh Dr. Terawan dan tim-nya adalah salah satu musuh besar bagi super mega bisnis vaksin produk mereka,” kata Sabar Mangadoe kepada segaris.co, Selasa (29/03/2022).
Menganggu pedagang vaksin konvensional
Siti Fadilah mengungkapkan bahwa IDI itu berperan melakukan pembinaan kepada dokter.
“Kalau ada yang salah, diperbaiki. IDI bukan jadi pembinasa dokter. Kita bayar lo setiap bulan. Bagaimana IDI memecat seumur hidup, sekolahnya saja lama,” kata Siti Fadilah.
Menurut Siti Fadilah, vaksin Nusantara dokter Terawan yang sudah diakui di luar negeri berdasarkan fakta-fakta ilmiah akan mengganggu pedagang vaksin konvensional.
“Saya heran, kenapa begitu susah berkembang vaksin Nusantara di Indonesia. IDI jangan menjadi kepentingan bisnis kelompok tertentu. Itu kekhawatiran saya,” kata Siti Fadilah.
Menjadi ancaman besar
Dijelaskan Sabar Mangadoe, apalagi ada berapa lagi karya Dr. Terawan yang akan menjadi ancaman besar bagi para korporat kapitalis global itu.
“Jadi para pengurus Pusat IDI, terutama organ Majelis Kode Etik Kedokteran IDI disinyalir kuat hanyalah kaki-tangan bagi kepentingan para korporat kapitalis global bidang Kesehatan. Oleh karena itu, Negara melalui pemerintahan Presiden Jokowi dan DPR-RI harus segera bertindak kongkrit demi membela kepentingan rakyat, bangsa dan negara dalam bidang kesehatan ini,” kata Sabar Mangadoe.
Penulis: Ingot Simangunsong