WAKTU membentuk negara Indonesi, dan mempertahankannya terjadi pergerakan rakyat.
Peristiwa Soempah Pemoeda yang kedua tahun 1928 terjadi, diikuti oleh Jong Batak, Jong Maluku, dll. Apakah mereka semua ini berbadan hukum dan punya AD/ART.
Tidak. Padahal mereka bergerak bertujuan ingin membentuk sebuah negara baru yang disebut Indonesia di bawah intaian dan ancaman serta todongan senapan pemerintahan Hindia Belanda.
Bung Karno dan Naga Bonar orang pergerakan
Bung Karno dan para pendiri bangsa kita ini hanya bertekad kuat, berpikir dan berjuang ” Merdeka Atau Matii..!!” untuk mendirikan sebuah negara baru yang disebut Indonesia.
Juga apakah milisi-milisi seperti pasukan rakyat yang dipimpin oleh Naga Bonar — Tontonlah Film Naga Bonar yang pertama — yang bertempur dengan semangat juang yang amat tinggi dengan peralatan militer seadanya melawan militer Belanda itu, punya badan hukum dan AD/ART??
Tidak kawan, yang ada di pikiran dan jiwa mereka pada saat itu, pokoknya hanyalah “Merdekaa atau Mati!!”
Memang masalah kronis dan akut dari bangsa kita yang terbawa sampai saat ini bahwa selama 32 tahun rejim otoriter ORBA telah sukses besar bikin bangsa kita semakin tidak mau dan tidak mampu lagi untuk bergerakan.
Sehingga paska reformasi 1998 pun, bangsa kita memasuki era demokratisasi sampai saat inipun belum juga mampu bergerak. Yang ada hanyalah rakyat yang digerak-gerakkan, mobilisasi rakyat. Bukannya rakyat yang bergerak secara mandiri dan berdaulat. Bukan pergerakan rakyat..!!
Pergerakan rakyat DGP adalah kelompok relawan juang politik
Jadi DGP ini memang sengaja didesain bukan sebagai ormas yang berbadan hukum dan punya AD/ART segala.
DGP bukan juga sebuah organ bagian dari kandidat Capres manapun. DGP bukanlah rakyat yang digerak-gerakkan oleh para Tuan Takur dan Raja Olah Politik yang dibiayai oleh para bandar politik.
Tapi DGP adalah kelompok relawan juang politik yang terorganisir dengan baik. DGP sengaja didesain sebagai sebuah pergerakan rakyat, “people movemen” untuk meraih 4 target politik yang terukur yaitu: Ganjar Penerus Jokowi, Ganti “Monyet2 Parlemen” se-banyak-banyaknya.
Ganti “kunyuk-kunyuk kepala daerah” sebanyak-banyaknya. Ganti “Tikus dan Kecoa” Kades sebanyak-banyaknya.
Dan siapakah “monyet, kunyuk, tikus dan kecoa” yang kita maksud??
Mereka adalah siapapun yang menang dalam Pileg maupun Pilkada serta Kades karena metoda andalannya adalah politik uang, cair do?? Atau wani piro??
Merdekaaa..
Salam Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika.
Jakarta, 29/03/2022
Sabar Mangadoe
Pembina DPP DGP
#DuluraGanjarPranowo