Oleh | Ghozali Muhamad
CEO dan Ketua Manajer BlackRock, aset terbesar di dunia, Larry Fink mengatakan, perang Rusia-Ukraina telah menjungkir-balikkan tatanan dunia yang telah ada sejak akhir lerang dingin usai setelah bubarnya Uni-Soviet, Rusia dan beberapa negara Eropa Timur tahun 1991 lalu, dan kemudian juga negara Yugoslavia.
“Invasi Rusia ke Ukraina telah mengakhiri globalisasi yang telah kita alami selama tiga dekade terakhir,” kata Larry Fink dalam suratnya kepada para pemegang saham.
AS dan sekutunya telah menjatuhkan sanksi ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia dan memberikan bantuan militer kepada Ukraina. Fink, yang perusahaannya mengelola dana lebih dari USD10 triliun setara Rp142.666 triliun (Kurs Rp14.266 per USD), mengatakan negara-negara dan pemerintah telah bersatu dan meluncurkan “perang ekonomi” melawan Rusia.
Dia mengungkapkan, BlackRock juga telah mengambil langkah-langkah untuk menangguhkan pembelian sekuritas Rusia dalam portofolio aktif atau indeksnya.
Dirasa keren mempesona dunia
Kosa kata “globalisasi” adalah alat ampuh dan mempesona bagi negara-negara Nekolim, Neo-Kolonialisme dan Imperialisme yaitu negara-negara penjajah dan penjarah dunia dan umat manusia paska Perang Dunia ke-2.
Globalisasi adalah kosa-kata yang dirasa keren mempesona dunia untuk melanjutkan dan mempercanggih serta memperkokoh praktek Kolonialisme dan Imperialisme Barat sejak abad ke-16 (Kini Amerika, Inggris dan negara2 sekutunya).
Namun kini dengan lahirnya kekuatan dunia yang baru, yaitu negara China, Rusia, Iran, India, Pakistan dan lainnya, tentulah mengancam amat serius hegemoni dari Nekolim ini.
Sabar Mangadoe mengatakan, sedangkan perang Rusia-Ukraina, saat ini sekaligus akan mempercepat dan mempertegas perubahan geo-politik dunia menuju keseimbangan geo-politik yang baru yang akan bikin dunia dan umat manusia jauh lebih damai dan sejahtera serta berkelanjutan.
“Jadi sungguh bagus bila Perang Rusia Ukraina saat ini sampai mampu bikin segala instrumen dan kelembagaan Globalisasi ini terancam. Misalnya semua Korporat Kapitalis Global, seperti Korporat Keuangan BlackRock diatas jadi melemah bahkan sampai banyak yang bangkrut karena tidak lagi dipercaya seperti yang terjadi selama dalam 30 tahunan ini. Semoga segera terwujud!!,” kata Sabar Mangadoe.
Politik bebas aktif
Keseimbangan geo-politik yang baru, nanti akan sangat menguntungkan posisi Indonesia, dengan kebijakan luar negeri yaitu Politik Bebas Aktif-nya sejak era Bung Karno.
“Bebas aktif” adalah politik luar negeri yang pada hakikatnya bukan merupakan politik netral, melainkan politik luar negeri yang bebas menentukan sikap dan kebijaksanaan terhadap permasalahan internasional dan tidak mengikatkan diri secara a priori pada satu kekuatan dunia serta secara aktif.
Pelaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif berdasar atas hukum dasar, yaitu Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional yang tidak lepas dari tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana termaktub di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat, dalam upaya mempercepat menuju Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh, Indonesia maju.
Bravo Putin!!!
Bravo Presiden Jokowi!!!
Jakarta, 27/03/2022
Ghozali Muhamad
Pembina DPP DGP
#DuluraGanjarPranowo