TUJUH bulan yang lalu, berbagai kalangan memberikan perhatian pada Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. Kemudian, perhatian terhadap gerakan relawan Dulur Ganjar Pranowo (DGP) dan Gema Puan.
Saat ini, berbagai lembaga survei terpercaya, apakah itu Litbang Kompas, SMRC dan Charta Politika telah melaporkan bahwa: elektabilitas Ganjar Pranowo sudah lebih tinggi dari elektabilitas Prabowo Subianto, apalagi dibandingkan dengan Anies Baswedan.
Padahal tingkat popularitas Ganjar Pranowo saat ini baru mencapai 60% saja, dimana untuk di luar pulau Jawa dan Bali, bahkan baru mencapai 30% saja.
Sementara itu popularitas Prabowo Subianto sudah di atas 95% dan Anies Baswedan sudah di atas 90%, hampir mentok!!!
Kini elektabilitas Ganjar Pranowo sudah mencapai di sekitaran plus minus 20%.
Dan diperkirakan pada saatnya nanti elektabilitas Ganjar Pranowo dapat mencapai di atas 40%, persis seperti elektabilitas Jokowi 6 bulan sebelum Pilpres 09 Juli 2014 yang lalu.
Kita yakini bahwa elektabilitas Ganjar Pranowo pastilah akan terus meningkat lagi.
Popularitas Ganjar Pranowo akan menuju 90%
Seiring dengan menaiknya tingkat popularitas Ganjar Pranowo, terutama untuk di luar pulau Jawa dan Bali yang saat ini baru mencapai 30%, maka tentunya laju kenaikan popularitas Ganjar Pranowo yang secara nasional baru mencapai 60% saat ini, akan naik menuju 90% ke atas, menyamai popularitas Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan.
Singkatnya, pastilah popularitas Ganjar Pranowo yang dari saat ini baru mencapai 60%, akan juga pada saatnya nanti mencapai 90% ke atas seperti popularitas Prabowo dan Anies Baswedan.
Sehingga dengan demikian elektabilitas Ganjar Pranowo pun pasti akan semakin jauh meninggalkan elektabilitas Prabowo Subianto, apalagi Anies Baswedan, dimana popularitas mereka berdua saat ini sudah mentok, karena sudah di atas 90%.
Kesimpulannya; kondisi elektabilitas Ganjar Pranowo yang tinggi, yang jauh melampaui Prabowo Subianto, apalagi dibanding Anies Baswedan, tentunya bukan hanya menyebabkan Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri pasti akan memilih Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024 yang diajukan oleh PDI-Perjuangan.
Namun juga akan semakin menjamin bahwa Capres Ganjar Pranowo, di tahun 2024 akan menang melawan siapa pun Capres lawannya nanti!!!
Tak jua berarti
Sementara itu seperti kita ketahui bersama bahwa elektabilitas Puan Maharani tak jua berarti, karena berada di sekitaran hanya 1% saja.
Jadi masih mungkinkah elektabilitas Puan Maharani ini dapat mencapai di atas 5%?? Banyak sekali orang dan berbagai kalangan berpendapat mustahil, termasuk para anggota dan pengurus PDI-Perjuangan sendiri.
Katakanlah pada akhirnya elektabilitas Puan Maharani ternyata mampu mencapai sekitar 5%, apakah karena itu Megawati akan memilih Puan Maharani sebagai Capres dibanding Ganjar Pranowk yang elektabilitasnya beberapa kali lipat dibanding Puan Maharani??
Arrgghhh.. masih terlalu banyak orang tidak mengenal dengan baik atau pun benar tentang sosok Megawati Soekarnoputri ini.
Pilpres 2014, Megawati dan Jokowi
Sebagai contoh, dalam Peristiwa Pilpres tahu 2014 lalu-pun, dimana pada akhirnya pada tanggal 14 Maret 2014, Megawati memutuskan memilih Jokowi sebagai Capres 2014 yang diusung PDI-Perjuangan, banyak orang sudah melupakannya.
Padahal saat itu, Megawati sudah terikat pada “Perjanjian Politik Batu Tulis 2009″ dengan Prabowo Subianto.
Salah satu bunyi dari perjanjian politik itu, bahwa bila Paslon Capres/Cawapres Megawati Prabowo (MegaPro2009) kalah pada Pilpres 2009, maka Capres 2014 adalah Prabowo Subianto dan wakilnya siapa pun kader PDI’Perjuangan yang ditunjuk Megawati.
Dan fakta politiknya ternyata MegaPro2009 kalah. Namun karena elektabilitas Jokowi mampu mencapai 2 kali lebih dibanding Prabowo Subianto di awal tahun 2014, lalu Megawati sampai harus membatalkan perjanjian politik batu tulis 2009 itu.
Bahkan Capres Jokowi harus ‘head to head” lawan Capres Prabowo Subianto, dimana pada akhirnya Capres Jokowi 2014 menang dengan unggul 6% suara.
Banyak orang tidak ketahui atau pun sadari
Itulah sosok sesungguhnya dari seorang Megawati Soekarnoputri yang banyak orang tidak ketahui atau pun sadari.
Bahwa bila menyangkut kepentingan yang lebih besar lagi demi rakyat, bangsa dan negara Negara Kesatuan Republik Indonesia, NKRI dan Pancasila serta Bhinneka Tunggal Ika, beliau pastilah berani mengambil sebuah keputusan politik strategis, apa pun resikonya, seperti membatalkan Perjanjian Batu Tulis tahun 2009 yang telah dijelaskan di atas.
Dan keputusan Megawati itu telah terbukti tepat!! Jokowi terpilih jadi Presiden 2014-2019, dan lanjut terpilih lagi menjadi Presiden 2019-2024.
Jadi bagaimanalah mungkin Megawati mau memaksakan diri dengan memilih Puan Maharani, meskipun putri kandungnya sendiri untuk menjadi Capres 2024, bila elektabilitas Ganjar Pranowo masih tetap berkali-lipat dibanding elektabilitas Puan?? Bila Puan berpeluang besar kalah!! Tidak mungkinlah.
Salam Tri-Panji DGP
Salam Tri-Karsa DGP
Salam Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika.
Merdekaa..
Penulis: Sabar Mangadoe
Penasehat DPP Dulur Ganjar Pranowo (DGP)