SENIN, 14 Februari 2022.
Saya, memesan GrabBike dari Jalan Lapangan Tembak untuk menemui seorang teman di Kampung Kristen, Kota Pematangsiantar.
Kaget…. pengemudi GrabBike yang bakal membonceng saya, adalah seorang perempuan. Kalau saya batalkan, sama dengan saya putus penghasilan yang tak seberapa itu, Rp11.000 yang 20 ke 28 persen langsung dipotong GrabBike.
“Ijin ya bu… saya naik,”
“Silahkan, pak.”
Gesit juga perempuan muda ini mengendalikan sepedamotornya. Saya merasa nyaman.
Seorang bidan
Dalam perjalanan — naluri jurnalisku menggelitik — mulai membangun komunikasi dengan perempuan GrabBike yang memboncengku.
Boru Batubara, ibu dua anak itu, ternyata seorang bidan yang bekerja di sebuah klinik.
Ngelakoni ngeGrabBike, baru 4 bulan, karena kondisi ekonomi keluarga yang memprihatinkan.
Kenapa tidak buka praktik sendiri? Bukankah kebanyakan bidan punya tempat praktik di tempat tinggal masing-masing. Boru Batubara itu menyampaikan, di lingkungannya sudah ada 3 praktik bidan.
“Mereka itu para senior saya yang sudah lama buka praktik,” kata Boru Batubara sembari menggambarkan fasilitas tempat praktik ketiga bidan itu cukup lengkap.
Pesan moral buat Ibu Susanti Dewayani
Ibu Susanti Dewayani – jika tidak ada aral melintang — akan dilantik Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi sebagai Wakil Wali Kota Pematangsiantar.
Bidan boru Batubara yang ngeGrabBike untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, adalah pesan moral buat Pemerintah Kota Pematangsiantar yang akan Ibu Susanti Dewayani pimpin ke depan.
Semoga para pejuang kesehatan mendapatkan perhatian dari Ibu Susanti Dewayani agar kesejahteraan dan keterjaminan penghasilan mereka dapat diandalkan bagi kelangsungan hidup keluarga.
Boru Batubara yang ngeGrabBike, semoga menjadi jalan terbaik bagi Pemerintah Kota Pematangsiantar untuk mencari solusi agar kaum perempuan tidak mengisi hiruk pikuk jalanan untuk menambah penghasilan.
Jalanan penuh resiko, mari Ibu Susanti Dewayani, para kaum perempuan yang ngeOjekOnline, kita kembalikan ke dapur dengan program UMKM, usaha rumahan.
Agar suami dan anak-anak mereka tidak merasa was-was menunggu pulang “sang perempuan perkasa” dari “ganasnya” hingar bingar jalanan.
Selamat berjuang para kaum perempuan yang ngeOjekOnline untuk menambah penghasilan keluarga. Hati-hati di “ganasnya” hinggar bingar kendaraan di jalanan.
By: Ingot Simangunsong