Selasa, 08 Februari 2022
SEHARUSNYA, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Simalungun, Fikri Fanani Damanik yang memverifikasi kelayakan kawasan Huta III Bangun Dolok, Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon untuk mendapatkan Surat Keputusan (SK) menjadi destinasi wisata yang dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bangun Dolok-Dolok Simarbalatuk, yang diketuai Hotlen Manik.
Namun, karena tugas mendadak harus mendampingi Bupati Kabupaten Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga untuk meninjau destinasi wisata di Kecamatan Pematang Sidamanik, Kepala Dinas pun mewakilkan verifikasi kepada Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Sumihar Situmorang didampingi sejumlah staf.
Kenapa harus diverifikasi Pokdarwis Bangun Dolok-Dolok Simarmabalatuk? Karena, salah satu destinasi wisata di Kabupaten Simalungun yang patut mendapatkan sentuhan, ya kawasan Dolok Simarbalatuk, yang terletak di wilayah Lingkungan III Bangun Dolok, Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, dengan ketinggian lebih dari 1.600 meter di atas permukaan laut (dpl).
Perjalanan dari Kota Pematangsiantar ke lokasi tersebut, dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam dengan kendaraan roda empat atau sekitar 2,5 jam dengan kendaraan roda dua.
Sesampai di Kota Turis, Parapat, untuk mencapai Bangun Dolok – jika kita datang dari Medan berada di sebelah kiri dan jika kita dari Balige berada di sebelah kanan – dan ada tiga jalan utama yang menjadi pintu masuk dan keluar, yakni dari simpang PLN, Terminal Parapat dan Sualan.
Kami memilih jalan masuk dari Simpang PLN menuju Bangun Dolok. Beberapa meter setelah jalan masuk, di sebelah kanan jalan, kelihatan Rumah Peribadatan Bukit Kebangkitan, Gereja Methodist Indonesia (GMI) yang bersebelahan dengan Vihara Budha.
Semakin menanjak ke ketinggian, selepas mata memandang ke arah kiri badan jalan, mulai kelihatan hamparan Danau Toba yang indah.
“Semakin naik ke atas, semakin melebar sudut pandang menikmati keindahan Danau Toba. Kita dapat melihat Kota Parapat, Pulau Samosir dan kawasan lainnya di pinggiran danau,” kata Hotlen Manik.
Hotlen Manik, adalah Ketua Kelompok Sadar Wisata (Darwis) Dolok Simarbalatuk Bangun Dolok, yang membawa segaris.co bersama Sumihar Situmorang serta sejumlah staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Simalangun dan Lurah Parapat, Rohana Sinaga untuk melihat salah satu potensi destinasi wisata di Kabupaten Simalungun itu.
Hotlen Manik itu – putra asli Bangun Dolok dan pensiunan guru – menjelaskan bahwa di Lingkungan III Bangun Dolok, ada tiga titik destinasi yang berpotensi untuk dikembangkan, yakni mengaktifkan kembali Camping Ground, kawasan penatapan Palangkat dan puncak Dolok Simarbalatuk.
Menurutnya, jika ketiga kawasan itu dikembangkan, dapat menggairahkan kembali pertumbuhan perekonomian masyarakat, yang saat ini berada dalam kondisi memprihatinkan setelah reformasi dengan resesi, serta ditambah dengan sebaran virus Covid-19.
Membangkitkan Kenangan Camping Ground
Kami sudah ditunggu di kawasan Camping Ground, yang di tahun 1982 dijadikan sebagai area penyelenggaraan Jambore Nasional (Jamnas) Pramuka.
Tidak begitu jauh, di depan kami kelihatan beberapa orang berdiri di pinggir jalan. Hotlen Manik menghentikan mobil, kami pun turun.
Kami disambut Lindung Manik, Kepala Lingkungan III dan Muden Sinaga (tokoh masyarakat), keduanya juga sebagai pegiat wisata pada Kelompok Darwis Bangun Dolok-Dolok Simarbalatuk.
“Camping Ground ini menyimpan kenangan yang sangat luar biasa, karena disinilah para pramuka dari seantero Nusantara menggelar Jambore Nasional. Pada masa itu Bangun Dolok menjadi pusat perhatian, perekonomian masyarakat bertumbuh karena adanya transaksi jual beli, apakah itu makanan maupun souvenir,” kata Hotlen Manik kepada Sumihar Situmorang, .
Menurut Kepala Lingkungan III, Lindung Manik, masyarakat Bangun Dolok – yang 48 kepala keluarga – mendambahkan Pemerintah Kabupaten Simalungun, dapat memfungsikan kembali Camping Ground.
“Kita menginginkan hal itu dapat terwujud, karena sudah cukup lama terbengkalai, bahkan lahan tersebut kini ditanami warga dengan pohon kopi dan coklat, bahkan sudah ada yang mendirikan rumah tinggal,” kata Lindung Manik.
Diungkapkan Hotlen Manik, jika Camping Ground difungsikan, di samping dapat dimanfaatkan untuk kegiatan kepramukaan atau kemah keluarga, kemudian tempat ini akan menjadi kawasan nostalgia bagi pramuka yang ikut Jambore Nasional di tahun 1982,” kata Hotlen Manik yang juga menjelaskan bahwa luas lahan Camping Ground itu mencapai 10.000 m2 lebih.
Diungkapkan Lindung Manik, dari hasil musyawarah masyarakat, sudah beberapa kali permohonan memfungsikan kembali Camping Ground, diajukan kepada pemerintah, baik itu kelurahan mau pun kecamatan dan kabupaten.
“Tetapi, tidak mendapatkan tanggapan hingga sekarang ini. Kita berharap pada masa kepemimpinan Radiapoh Hasiholan Sinaga sebagai Bupati Kabupaten Simalungun, permohonan kami ini dapat menjadi pertimbangan,” kata Lindung Manik.
Hotlen Manik juga menegaskan, jika Camping Ground berfungsi kembali, akan berdampak pada meningkatnya penghasilan masyarakat, khususnya yang 48 kepala keluarga, dan secara umum para pelaku usaha di Kota Turis Parapat.
Menatap Pemandangan Indah dari Ketinggian Palangkat
Dari kawasan Camping Ground, kami melanjutkan perjalanan menuju Palangkat. Menuju ke lokasi itu, masih dapat ditempuh dengan berjalan kaki dengan agak santai atau dengan kendaraan roda dua.
Kami memilih mencapai ketinggian Palangkat, dengan mengendarai roda dan secara bergantian diantar Lindung Manik bersama temannya yang lain, dengan mengendarai sepedamotor.
Menjejakkan kaki di kawasan Palangkat, sejauh mata memandang, kelihatan membentang hamparan yang aduhai, indahnya alam Danau Toba.
Lokasi ini, dapat dimanfaatkan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, yang ingin menikmati keindahan Danau Toba dan kesejukan udara di ketinggian tanpa harus menguji adrenalin.
Jarak tempuh dengan mengendarai sepedamotor pun, hanya hitungan menit saja dari titik Camping Ground.
Jika hamparan lahan yang ada di Palangkat, dapat dikemas dengan baik, akan mampu menarik minat para wisatawan, dan tentu akan mendatangkan jumlah pengunjung yang dapat mendongkrak penambahan penghasilan warga Bangun Dolok.
Misalnya pemasukan bagi warga yang akan menyewakan sepedamotornya sebagai alat percepatan mencapai destinasi wisata Palangkat, warung-warung dan souvenir.
Ya, Palangkat juga aduhai dan menggiurkan untuk berinvestasi destinasi wisata bagi Kelompok Darwis Dolok Simarbalatuk, Bangun Dolok, Kota Parapat, Kecamatan Girsang Sipanga Bolon, Kabupaten Simalungun.
Hotlen Manik menyampaikan, bahwa Pokdarwis yang dipimpinnya sudah beberapa kali melaksanakan kegiatan di jalur-jalur destinasi tersebut, seperti tracking cycle, di tahun 2020 dan 2021.
“Peminatnya lumayan, datang dari beberapa daerah di luar Sumatera Utara. Suasana Bangun Dolok jadi ramai, ada yang didapat masyarakat dengan kegiatan tracking cycle tersebut. Kami ingat kembali melakukan hal tersebut, tentu dengan memiliki legalitas dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Simalungun, berupa SK. Dengan adanya legalitas Pokdarwis Bangun Dolok-Dolok Simarbalatuk, akan semakin meyakinkan seluruh pihak bahwa kelompok resmi,” kata Hotlen Manik.
Sumihar Situmorang: “Bangun Dolok Layak Destinasi Wisata”
KABID Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Simalungun, Sumihar Situmorang menyampaikan, dari hasil verifikasi yang sudah dilakukan, Pokdarwis Bangun Dolok-Dolok Simarbalatuk memang layak untuk mengelola kawasan tersebut sebagai salah satu destinasi wisata di Kabupaten Simalungun.
“Kita mendorong dan memberikan perhatian khusus bagi Pokdarwis-pokdarwis yang terpanggil untuk mengembangkan potensi destinasi wisata di seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Simalungun. Tujuan kelompok inikan untuk memberdayakan potensi yang ada, jika itu dapat dikelola dengan rasa kebersamaan yang baik, efeknya ya terjadinya perubahan bagi masyarakat yang ada. Destinasi wisata, kan mendatangkan pengunjung. Jika pengunjung banyak yang datang, tentu ada kebutuhan para pengunjung yang harus disediakan Pokdarwis. Itukan menjadi penghasilan tambahan, atau menjadi penghasilan utama bagi masyarakat. Manfaatnya, yang harus disosialisasikan Pokdarwis kepada masyarakat,” kata Sumihar Situmorang.
Terkait SK yang dibutuhkan Pokdarwis Bangun Dolok-Dolok Simarbalatuk, Sumihar Situmorang mengatakan, “Hasil verifikasi ini, akan kami sampaikan kepada Kepala Dinas, dan jika melihat destinasi serta penjelasan dari Ketua Pokdarwis serta dukungan dari Lurah, semangat mereka patut diberikan apresiasi dan dukungan dengan legalitas yang sah, sehingga mereka dapat melakukan aktifitas yang lebih tinggi.”
Sumihar Situmorang, juga tertarik dengan upaya Pokdarwis Bangun Dolok-Dolok Simarbalatuk untuk membangkitkan kembali Camping Ground, sebagai kawasan nostalgia Jambore Nasional Pramuka di tahun 1982, serta view Danau Toba dari ketinggian kawasan Palangkat.
Hotlen Manik: Legalitas akan membuat semakin “menggeliat”
HOTLEN Manik menyampaikan, “dengan adanya legalitas Pokdarwis Bangun Dolok-Dolok Simarbalatuk dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Simalungun, kami yakin semangat membangun destinasi Bangun Dolok akan semakin ‘menggeliat’. Legilatis itu selalu menjadi hal yang ditanyakan ketika kita berbicara dengan sejumlah pihak yang diharapkan dapat berpartisipasi memberikan dukungan bagi destinasi wisata Bangun Dolok-Dolok Simarbalatuk.”
Dengan dilakukannya verifikasi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Simalungun, kata Hotlen Manik, semakin terbuka lebarlah peluang bagi Pokdarwis Bangun Dolok-Dolok Simarbalatuk untuk mendapatkan legalitas Pokdarwis yang dipimpinnya.
“Legilatis itu akan memberi semangat bagi seluruh personil Pokdarwis, sekaligus menjawab bahwa apa yang kami kerjakan selama ini, tidaklah pekerjaan sia-sia. Karena Pokdarwis yang kita bentuk, tujuannya untuk kepentingan orang banyak, untuk kebermanfaatan seluruh warga yang ada di Bangun Dolok, secara umum Parapat,” kata Hotlen Manik.
Penulis/Foto: Ingot Simangunsong