JUMAT, 4 Februari 2022, ada dua peristiwa menarik yang terjadi.
Pertama, gerak cepat kerja Bupati Kabupaten Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga yang “bergrilya” di Kementerian Maritim dan Investasi untuk percepatan pembangunan Kawasan Industri Simalungun di Kecamatan Tapian Dolok, “gayung bersambut” dengan realisasi kehadiran tim dari Kementerian Maritim dan Investasi.
Radiapoh Hasiholan Sinaga, kembali menyampaikan paparan terkait siteplan rencana pembangunan Kawasan Industri Simalungun dan menerima masukan dari tim Kementerian Maritim dan Investasi yang dipimpin Luhut Binsar Panjaitan.
Interaksi pun akan semakin tinggi untuk mewujudkan percepatan pembangunan Kawasan Industri Simalungun yang goalnya mendatangkan investor, terbukanya kesempatan kerja dan bertambahnya pendapatan asli daerah sebagai implementasi rakyat harus sejahtera.
Kedua, anggota DPRD Kabupaten Simalungun telah menggelar rapat perdana pengajuan Hak Interplasi terkait 4 kebijakan Bupati Kabupaten Simalungun.
Kedua peristiwa tersebut – jangan ditakar dari bobot – merupakan peristiwa yang sama-sama mendapat perhatian khusus, atas sudut pandang yang berbeda-beda.
Kebebasan menyampaikan pendapat atau hak, dan kebebasan berinovasi atau berkreasi, sesuatu yang manusiawi dan patut diberikan ruang agar berjalan pada koridor undang-undang dan peraturan yang ada.
Jika tujuannya untuk menyamakan sudut pandang dalam mewujudkan pembangunan yang pro rakyat, tentu harus “diaminkan”. Dipersilahkan untuk meneruskan dan menguatkannya, dengan landasan “hati nurani”.
Menguatkan “hati nurani” dalam membangun Kabupaten Simalungun, merupakan cita-rasa luar biasa bagi rasa kebersamaan. Marharoan bolon – dengan tingkat kesadaran mumpuni – adalah warisan nenek moyang (leluhur) sebagai cermin “hati nurani” dalam pembangunan Simalungun lebih maju, lebih baik dan rakyatnya sejahtera.
Tentu, sangat perlu memasuki ruang “hati nurani” untuk menguatkan cita-cita bersama membangun tanoh habonaron do bona, Kabupaten Simalungun, lebih maju, lebih baik dan rakyatnya sejahtera.
Mengutip kata bijak yang disampaikan Sri Mulyani (Ekonom, Menteri Keuangan Indonesia), “Infrastruktur saja tidak akan mengakhiri kemiskinan. Bank Dunia juga harus mempelajari pelajaran ini. Meski pun kita terlalu percaya pada batu bata dan mortir di masa awal kita, sekarang kita mengerti bahwa mengumpulkan dana, keahlian teknis, dan pengetahuan teruji semakin jauh.” Etah ham HORJA!!!
Penulis: Ingot Simangunsong