SALAH satu destinasi wisata di Kabupaten Simalungun yang patut mendapatkan sentuhan, adalah kawasan Dolok Simarbalatuk, yang terletak di wilayah Lingkungan III Bangun Dolok, Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, dengan ketinggian lebih dari 1.600 meter di atas permukaan laut (dpl).
Perjalanan dari Kota Pematangsiantar ke lokasi tersebut, dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam dengan kendaraan roda empat atau sekitar 2,5 jam dengan kendaraan roda dua.
Sesampai di Kota Turis, Parapat, untuk mencapai Bangun Dolok – jika kita datang dari Medan berada di sebelah kiri dan jika kita dari Balige berada di sebelah kanan – dan ada tiga jalan utama yang menjadi pintu masuk dan keluar, yakni dari simpang PLN, Terminal Parapat dan Sualan.
Kami memilih jalan masuk dari Simpang PLN menuju Bangun Dolok. Beberapa meter setelah jalan masuk, di sebelah kanan jalan, kelihatan Rumah Peribadatan Bukit Kebangkitan, Gereja Methodist Indonesia (GMI) yang bersebelahan dengan Vihara Budha.
Semakin menanjak ke ketinggian, selepas mata memandang ke arah kiri badan jalan, mulai kelihatan hamparan Danau Toba yang indah.
“Semakin naik ke atas, semakin melebar sudut pandang menikmati keindahan Danau Toba. Kita dapat melihat Kota Parapat, Pulau Samosir dan kawasan lainnya di pinggiran danau,” kata Hotlen Manik.
Hotlen Manik, adalah Ketua Kelompok Sadar Wisata (Darwis) Dolok Simarbalatuk Bangun Dolok, yang mendampingi segaris.co bersama pegiat wisata, Ober Saragih untuk melihat salah satu potensi destinasi wisata di Kabupaten Simalungun itu.
Hotlen Manik – putra asli Bangun Dolok dan pensiunan guru – menjelaskan bahwa di Lingkungan III Bangun Dolok, ada tiga titik destinasi yang berpotensi untuk dikembangkan, yakni mengaktifkan kembali Camping Ground, kawasan penatapan Palangkat dan puncak Dolok Simarbalatuk.
Menurutnya, jika ketiga kawasan itu dikembangkan, dapat menggairahkan kembali pertumbuhan perekonomian masyarakat, yang saat ini berada dalam kondisi memprihatinkan setelah reformasi dengan resesi, serta ditambah dengan sebaran virus Covid-19.
Membangkitkan Kenangan Camping Ground
Hotlen Manik menerima panggilan dari telepon genggam, yang menyampaikan pesan bahwa kami sudah ditunggu di kawasan Camping Ground, yang di tahun 1982 dijadikan sebagai area penyelenggaraan Jambore Nasional (Jamnas) Pramuka.
Tidak begitu jauh, di depan kami kelihatan beberapa orang berdiri di pinggir jalan. Hotlen Manik menghentikan mobil, kami pun turun.
Kami disambut Lindung Manik, Kepala Lingkung III yang baru dan Muden Sinaga (tokoh masyarakat), keduanya sebagai pegiat wisata pada Kelompok Darwis Dolok Simarbalatuk, Bangun Dolok.
Sama seperti Hotlen Manik, Lindung Manik dan Muden Sinaga, juga mengenakan kaos lengan panjang yang di bagian depan kaos itu tertera logo Kelompok Darwis mereka.
“Camping Ground ini menyimpan kenangan yang sangat luar biasa, karena disinilah para pramuka dari seantero Nusantara menggelar Jambore Nasional. Pada masa itu Bangun Dolok menjadi pusat perhatian, perekonomian masyarakat bertumbuh karena adanya transaksi jual beli, apakah itu makanan maupun souvenir,” kata Hotlen Manik.
Menurut Kepala Lingkungan III, Lindung Manik, masyarakat Bangun Dolok – yang 48 kepala keluarga – mendambahkan Pemerintah Kabupaten Simalungun, dapat memfungsikan kembali Camping Ground.
“Kita menginginkan hal itu dapat terwujud, karena sudah cukup lama terbengkalai, bahkan lahan tersebut kini ditanami warga dengan pohon kopi dan coklat, bahkan sudah ada yang mendirikan rumah tinggal,” kata Lindung Manik.
Diungkapkan Hotlen Manik, jika Camping Ground difungsikan, di samping dapat dimanfaatkan untuk kegiatan kepramukaan atau kemah keluarga, kemudian tempat ini akan menjadi kawasan nostalgia bagi pramuka yang ikut Jambore Nasional di tahun 1982,” kata Hotlen Manik yang juga menjelaskan bahwa luas lahan Camping Ground itu mencapai 10.000 m2 lebih.
Diungkapkan Lindung Manik, dari hasil musyawarah masyarakat, sudah beberapa kali permohonan memfungsikan kembali Camping Ground, diajukan kepada pemerintah, baik itu kelurahan mau pun kecamatan dan kabupaten.
“Tetapi, tidak mendapatkan tanggapan hingga sekarang ini. Kita berharap pada masa kepemimpinan Radiapoh Hasiholan Sinaga sebagai Bupati Kabupaten Simalungun, permohonan kami ini dapat menjadi pertimbangan,” kata Lindung Manik.
Hotlen Manik juga menegaskan, jika Camping Ground berfungsi kembali, akan berdampak pada meningkatnya penghasilan masyarakat, khususnya yang 48 kepala keluarga, dan secara umum para pelaku usaha di Kota Turis Parapat.
Menatap Pemandangan Indah dari Ketinggian Palangkat
Dari kawasan Camping Ground, kami melanjutkan perjalanan menuju Palangkat. Menuju ke lokasi itu, masih dapat ditempuh dengan berjalan kaki dengan agak santai atau dengan kendaraan roda dua.
Kami memilih mencapai ketinggian Palangkat, dengan mengendarai roda dan secara bergantian diantar Lindung Manik dengan mengendarai sepedamotor.
Menjejakkan kaki di kawasan Palangkat, sejauh mata memandang, kelihatan membentang hamparan yang aduhai, indahnya alam Danau Toba.
Lokasi ini, dapat dimanfaatkan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, yang ingin menikmati keindahan Danau Toba dan kesejukan udara di ketinggian tanpa harus menguji adrenalin.
Jarak tempuh dengan mengendarai sepedamotor pun, hanya hitungan 10 menit saja dari titik Camping Ground.
Jika hamparan lahan yang ada di Palangkat, dapat dikemas dengan baik dan mampu menarik minat para wisatawan, tentu akan mendatangkan jumlah pengunjung yang dapat mendongkrak penambahan penghasilan warga Bangun Dolok.
Misalnya pemasukan bagi warga yang akan menyewakan sepedamotornya sebagai alat percepatan mencapai destinasi wisata Palangkat.
Ya, Palangkat juga aduhai dan menggiurkan untuk berinvestasi destinasi wisata bagi Kelompok Darwis Dolok Simarbalatuk, Bangun Dolok, Kota Parapat, Kecamatan Girsang Sipanga Bolon, Kabupaten Simalungun.
Ober Saragih – pegiat wisata – menyampaikan bahwa Palangkat sesungguhnya titik destinasi yang memiliki potensi luar biasa.
“Kita mulai saja dengan yang kecil-kecil dengan tujuan besarnya Bukit Simarbalatuk. Palangkat ini juga bagus dikelola, karena ada hamparan yang dapat dimanfaatkan sebagai area menikmati keindahan Danau Toba dari ketinggian,” kata Ober Saragih.
Potensi Wisata Para Layang dan Pegiat Daki Gunung
Setelah hampir satu jam, menikmati keindahan Danau Toba dari ketinggian kawasan Palangkat, Hotlen Manik mengajak kami untuk melanjutkan perjalanan menuju Dolok Simarbalatuk.
Inilah perjalanan sesungguhnya, menapaki jalan tikus dengan posisi menanjak. Kami belum memahami, bagaimana tingkat kemiringan atau keterjalan jalan dakian tersebut.
Pada saat naik menuju puncak Dolok Simarbalatuk, di sisi kanan kita, terlihat kecuraman lembah yang dipenuhi pohon-pohon kecil dan pohon pinus yang menjulang tingggi.
Perjalanan menuju puncak, butuh tenaga yang prima, dengan adrenalin yang tertantang, dan kehati-hatian saat menyusuri jalan dakian.
Perjalanan kami, jika dihitung mulai dari titik Camping Ground sampai di Palangkat dan diteruskan ke puncak Dolok Simarbalatuk, dibutuhkan waktu tempuh dengan jalan kaki, selama 2,5 jam.
Luar biasa tokh! Dan perjalanan seperti ini, adalah “makanan” para pegiat daki gunung atau jelajah bukit yang penuh tantangan.
Tentu saja, sesampainya di hamparan terbuka puncak Dolok Simarbalatuk, akan lebih menakjubkan memandang kawasan Danau Toba.
Bayangkan saja, menikmati keindahan ciptaan Tuhan kawasan wisata Danau Toba dari ketinggian 1.600 meter lebih dari permukaan laut (Dpl). Sudah pasti sangat jauh bedanya, ketika menatap dari ketinggian areal Palangkat.
Tidak keindahan Danau Toba saja. Sebebas tubuh bergerak dan memutar di puncak Dolok Simarbalatuk, maka seluas itulah sudut pandangan kita dimanjakan oleh hamparan alam yang indah.
Jadi Destinasi Utama
Hotlen Manik mengungkapkan, bahwa Dolok Simarbalatuk, didambakan Kelompok Sadar Wisata (Darwis) Dolok Simarbalatuk, Bangun Dolok, sebagai destinasi wisata utama.
“Pengharapan kami seperti itu, karena sudah banyak yang meminta kita, agar dakian menuju puncak Dolok Simarbalatuk dijadikan rute tantangan pegiat trail daki bebukitan. Mereka sudah ada yang melihat rute Dolok Simarbalatuk yang memiliki tingkat kesulitan yang sangat didambakan pegiat trail jajaki ketinggian,” kata Hotlen Manik.
Menurutnya, jika sudah sampai di puncak, para pecinta keindahan alam, dapat mendirikan kemah-kemah, karena di atas juga sudah tersedia fasilitas air, dan penerangan listrik.
Selanjutnya yang sedang dikonsep kelompok Darwis tersebut, apakah memungkinkan dari hamparan terbuka di puncak Dolok Simarbalatuk dijadikan sebagai lokasi bagi pegiat Terbang Layang.
Usai jelajah rangkaian destinasi wisata Bangun Dolok, mulai dari Camping Ground, Palangkat dan puncak Dolok Simarbalatuk, kami singgah di warung milik Mak Untung Sinaga boru Sirait.
Di warung itu, kami, sembari menikmati seduhan kopi hitam, membicarakan langkah apa yang harus dilakukan dalam mengemas destinasi wisata Dolok Simarbalatuk, Bangun Dolok.
Ober Saragih – yang pada 10 tahun silam sudah giat wisata di Haranggaol dan sudah menjalani beberapa destinasi wisata di Pulau Jawa itu – memberikan masukan agar Kelompok Darwis Dolok Simarbalatuk, Bangun Dolok, mulai mengemas titik-titik destinasi dari kaki Bukit Simarbalatuk.
“Dimulai saja dari Camping Ground, karena ada beberapa titik lokasi yang dapat dijadikan tempat penatapan, tentu saja dikemas dengan hal-hal yang dapat menjadi daya tarik wisatawan. Kenapa harus ke Dolok Simarbalatuk, tentu harus ada nilai lebih yang didapat pengunjung,” kata Ober Saragih.
Kemudian, yang tidak kalah penting, bagaimana Kelompok Darwis Dolok Simarbalatuk menggerakkan sosialisasi sadar wisata kepada 48 kepala keluarga yang ada di Lingkungan III Bangun Dolok.
“Sadar wisata menjadi sangat penting untuk dipahami masyarakat, agar mereka tidak merasa asing menerima kehadiran para wisatawan. Masyarakat harus lebih dulu diberi pemahaman bahwa dengan sadar wisata, dapat meningkatkan perekonomian, sehingga Lingkungan III dapat menjadi Lingkungan mandiri dalam meningkatkan pendapatan,” kata Ober Saragih.
Perjalanan kami ke destinasi wisata Camping Ground, Palangkat dan Dolok Simarbalatuk, berakhir dengan sisa rasa letih dan lelah. Namun, untuk semua itu, ada pengharapan yang cukup luar biasa, bahwa masyarakat Lingkungan III Bangun Dolok, Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, memiliki potensi sebagai salah satu destinasi wisata Kabupaten Simalungun.
Semoga masyarakat Lingkungan III Bangun Dolok, yang 48 kepala keluarga itu, dapat menyamakan sudut pandang tentang sadar wisata untuk Bangun Dolok lebih maju, lebih baik dan sejahtera.
Penulis: ingot simangunsong
Foto: Ingot Simangunsong/Dok.PokDarWis