CHICKEN ADOBO (ayam adobo). Ini menu yang punya kisah tersendiri bagi mantan Pimpinan Bank Indonesia Medan DR Romeo Rissal Panjialam MA.
Ceritanya, saat melanjutkan studi di Manila, Filipina selama dua tahun, menurut Romeo Panjialam, untuk menikmati makanan bercitarasa Indonesia sangat sulit didapati.
Masakan apa pun yang disajikan, sangat tidak pas dengan lidahnya.
Warga Manila itu juga makan nasi, namun lauknya terasa hambar.
“Teman saya tidak melanjutkan studi karena tidak tahan dengan menu makan yang tidak ada rasa tersebut,” kata Romeo mengenang betapa sangat berpengaruh cita rasa masakan bagi temannya itu.
Sekali waktu, di sebuah resto, dimana Romeo Panji Alam biasa makan, ada masakan chickhen adobo.
Bagi Romeo Panjialam, yang sudah terbiasa dengan masakan yang pedas-pedas, walau ada daging ayam, tetap saja kurang nikmat.
“Saya yang sudah tidak asing dengan ayam, merasa tertantang untuk memberi sentuhan citarasa Indonesia,” kata Romeo saat mendemokan masakan itu di Garuda Café.
Ketika itu, didampingi Chef Daud dan disaksikan Managing Direktur Garuda Plaza Hotel, Hendra Arby, protokoler BI Medan, Junaidi, GM Garuda Plaza Hotel, Razali Muchtar, Marketing Garuda Plaza Hotel Afwandi, dan Koordinator Food Bevarage, Bambang, Romeo Panjialam yang memang hobi memasak itu, terlihat tidak canggung untuk memulai.
“Saya merasa senang bisa memasak. Kebetulan saya sejak kecil memang sudah senang memasak,” katanya.
Romeo Panjialam dengan santai meminta chef Daud untuk mengukus potongan daging ayam selama 15-20 menit. Tentu saja setelah dibaluri garam secukupnya.
“Kenapa harus dikukus, biar dagingnya melunak dan bumbu akan cepat meresap,” kata Romeo yang mengaku saat memodifikasi resep tersebut dengan citarasa Indonesia, ia harus membawa cabe rawit, lada hitam, kecap asin dan kecap manis dari Indonesia.
Terakhir, ia tidak perlu repot karena di Filipina Selatan, ternyata cabai gampang didapat.
Romeo Panjialam menggambarkan, di Manila masakan tersebut diolah dengan campuran bawang putih, bawang bombay, kecap asin, kecap manis dan cuka apel.
“Untuk membuatnya sesuai dengan selera kita, saya kombinasikan dengan jeruk nipis menggantikan cuka, lada hitam, cabe rawit dan bir. Bumbunya menjadi terasa alami karena tidak dicampur dengan penyedap rasa,” katanya.
Tidak lama untuk mempersiapkan menu tersebut, sajian yang mengundang selera makan itu pun, siap untuk disantap.
Saya bersama Romeo Panjialam pun menikmati hasil racikan tersebut. Memang, sungguh terasa segar dan tidak bosan.
Menurut Romeo Panjialam, hasil kombinasi resep itu, juga sudah disajikan sebagai hidangan khusus di resto dimana dia sering makan di Manila.
“Biasanya chickhen adobo dimasak sesuai dengan pesanan di tempat, agar terasa segar aromanya. Orang Manila selesai menikmatinya, berkata hahamanga…hahamanga,” kata Romeo sembari menjelaskan, hahamanga itu artinya pedas.
Resep Chicken Adobo
Menu yang berasal dari negeri Fhilipina ini dikombinasikan dengan racikan bumbu asli Nusantara disesuaikan selera lidah bangsa Indonesia tanpa penyedap rasa, dan sudah menjadi salah satu menu masakan di salah satu resto di Manila.
Bahan-bahan:
– 6 potong daging ayam buras/eropa atau ayam kampung (ambil bagian dada, punggung, dan paha)
– 4 siung bawang putih,
– cabe rawit secukupnya,
– lada hitam 2 sendok teh
– margarine 3 sendok teh,
– minyak wijen 4 sendok the
– kecap manis 3 sendok teh
– jeruk nipis 1-2 buah,
– bir 1 gelas kopi dan
– air putir ½ gelas.
Cara Memasak Chicken Adobo
Terlebih dahulu persiapkan daging ayam yang digarami dan kemudian dikukus. Setelah 15-20 menit, ayam diangkat.
Selanjutnya, siapkan wajan (teflon), masukkan minyak margarine dan tumis bawang putih. Saat aromanya mulai terasa, masukkan enam potong daging ayam tersebut.
Ingat, setengah matang, masukkan lada, cabe rawit, kecap asin dan kecap manis. Lebih kurang 3 menit, masukkan bir putih, dan jangan lupa tuangkan ½ gelas air putih untuk kuahnya.
Setelah daging matang, kurang lebih 10-20 menit, Chicken Adobo (Ayam Adobo) pun siap disajikan untuk disantap bersama keluarga dan kerabat Anda.
Penulis: Ingot Simangunsong
Fotografer: Daenk